Gadis berbaju putih dengan jeans hitam selutut sedang berjalan mengelilingi taman kota di pagi yang cerah. Wanita itu terus menebarkan senyumnya, dia tersenyum pada setiap orang, setiap orang mengenalnya. Betapa tidak dia adalah anak gadis dari sang penjual bunga dipinggir taman. Dia begitu ramah pada setiap orang.
“Selamat pagi bapak” ucapnya seraya menyapa kepada seorang penyapu jalanan.
Dan tiba-tiba. BRAAKZ~, gadis itu menabrak seseorang yang tengah berolahraga pagi. Gadis itupun terjatuh dan merintih kesakitan. Lututnya yang bertubrukan langsung dengan sebuah batu besar di jalan setapak taman itu menjadi memerah dan mengeluarkan darah.
“haduuuuh…sakitnya” rintih gadis itu.
Tiba-tiba seorang yang berada dibelakang orang yang menabrak gadis itu maju dan menolong gadis itu.
“kamu gak papa kan??” ucap orang itu. Gadis itupun mencoba mengalihkan pandangan matanya yang terpaku pada lukanya. Dia melihat sesosok pria yang amat tampan dengan t-shirt hijau dan celana pendek. Gadis itu begitu terpaku melihat wajah pria itu, sampai dia sadar kembali karna lukanya yang perih dan langsung memalingkan wajahnya kembali.
“hey..kamu gak papa kan??” ucap pria itu lagi.
“e..e..eng..ggak papa kok,”ucap gadis itu dengan gugupnya.
“maafkan kakakku yah..tadi kami tengah bercanda hingga dia tidak melihatmu” ucap pria itu lagi dengan sangat ramah.
“ooh..gak..gak papa kok,,aku juga tadi gag liat-liat”
“yaudah..ayo ikut aku, biar kubersihkan lukamu itu”
“heey..seungri ayolaaah…dia hanya terluka sedikit..dia tidak akan mati hanya karna luka itu” tiba-tiba terdengar sebuah suara yang amat kasar. Gadis itu pun menengok kearah suara itu. Terlihat seorang pria dengan jaket hitam dan celana pendek berdiri tepat didepanku. Sepertinya pria ini yang menabrakku, apakah dia tidak sadar kalo dia salah, ucap gadis itu dalam hati.
“heeeh…apa yang kau lihat,,apa kau belum pernah melihat orang setampanku” orang itu berucap dengan kasar sekali lagi.
“iiih…sape elu..PeDe amat lu..lu?? ganteng?? Buseed dah..ngayaaal lu” gadis itu menjawab dengen ketus. Dan segera bangkit dan membusungkan dada seolah menantang pada orang itu.
“hmm..hey..ayolah..jangan berkelahi disini.. hyung..pergilah lebih dulu..nanti aku akan menyusulmu” ucap pria itu.
“dasar kau ini..baiklah aku pergi lebih dulu..aku tunggu kau di kedai depan taman” pria itupun pergi dari tempat gadis dan pria ramah tadi berdiri.
“ayo..kuobati lukamu” laki-laki itu mengajak gadis itu.
“owh..tidak usah,,ini hanya luka kecil kok..tenang saja”
“apa kau yakin??” pria itu mencoba meyakinkan.
“iya..serius deh..gak papa”
“baiklah..kalau begitu aku pergi dulu yah..menyusul kakak ku”
“he’em..” gadis mengangguk. Pria itu pun pergi, tetapi baru beberapa langkah dia berjalan dia berbalik dan kembali menghampiri gadis itu. Gadis itu terdiam melihatnya dia begitu tampan. Batin gadi itu.
“ow.iya..siapa namamu??” pria itu memulai percakapan lagi. Gadis itu termenung melihat pria ramah itu menanyakan namanya. Seperti mimpi, sampai akhirnya gadis itu tersadar karna pria itu menegurnya lagi.
“hey..siapa namamu?”
“eh..iya..itu..namaku..nama..namaku Hye Gi..Lee Hye Gi”
“owh..baiklah..aku Kim Seungri..salam kenal” pria itupun kembali berbalik dan benar-benar pergi meninggalkan gadis itu. Gadis itu semakin terpana dengan kesopanan dan ketampanannya.
~ ~ ~
..Esok Pagi..
Hari masih gelap, jam menunjukkan pukul lima pagi. Namun Hye gi sudah harus bangun dan menyiapkan sarapannya dan keluarganya. Hye gi bangkit dari tempat tidur dan bergegas pergi ke dapur. Sampai akhirnya pukul menunjukkan jam setengah tujuh pagi. Matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri. Hanya ada bayangan merah yang sangat indah. Hye gi masih memikirkan pria yang menolongnya kemaren. Dia begitu berkarisma, siapa yang tidak ingin jadi temannya. Tapi kalau ingat perkataan kakaknya waktu itu membuat Hye gi kesal. “Sungguh orang yg tidak tahu diri” ucap hye gi bersungut.
“pagi Hye Gi..masak apa??” kakak hye gi yang paling tua membuyarkan semua lamunannya.
“eeh..eunhyuk oppa..aku hanya memasak sup pagi ini..tumben kau bangun pagi hari ini” ucap hye gi menggodanya.
“hmmh..aku hari ini ada rapat pagi..baiklah..cepat siapkan makanan, aku harus bergegas pagi ini”
“memang oppa rapat jam berapa??”
“jam setengah delapan..ayolah cepat siapkan..aku sudah lapar”
“oppa..mandi dulu sana..biar aku siapkan makanannya” ujarku memerintahnya.
“baiklah..cepat siapkannya.”
“iyaaa…bawel amat sih” eunhyuk pun pergi untuk mandi. Tiba-tiba terengar suara gentakkan kaki dari tangga rumah. Kemudian terlihat kakak kedua hye gi mendekati hye gi yang sedang menyiapkan makan.
“pagii.. adik ku..apakah ibu belum bangun..?.mana si kunyuk..”
“huuh…dasar kau ini…jangan sampai dia mendengar kau memanggilnya dengan panggilan itu..bisa dicincangnya kau..ibu..kau liatlah sendiri sana di kamarnya..kalaupun ibu belum bangun..bangunkanlah..katakan kalau sarapan sudah siap”
“yee laaa…yee laa…aku kerjakan apapun yang kau pinta adikku” dia berkata dengan ciri khas nya yang slengek’an itu.
“huuh…dasar kau”
..07.00..
Hye gi,ibu, dan kedua kakak nya sudah duduk di meja makan. Eunhyuk dengan wajah bersih dan baju yang rapi. Ibu dengan gaun tidurnya. Dan si Donghae yang masih sangat kotor karena belum mandi. Mereka makan pagi dengan damai di pagi itu. Semuanya berjalan seperti biasa. Kecuali hati hye gi yang terus teringat akan pria itu. Masih pria itu.
Suara piring dan sendok sudah beradu di telinga hye gi. Begitu lahap kakak dan ibunya makan, namun ia masih duduk diam memandang piring yang masih tetap kosong.
“hey..hye gi..ada apa denganmu?? Seperti tidak tertarik dengan sup yang ada di depanmu..” eunhyuk menceletuk sehingga membuat hye gi terkaget.
“eh..ngg..ng..nggak papa kok..”
“iya..kalo kau tidak mau lebih baik kau berikan padaku..hhee” donghae memulai gaya slengek’annya.
“argh..tidak..ngapain aku bagi ke oppa..kan aku yang masak”
“yaaah…hye gi pelit ah.”
“biarin aja..kan yang pelit aku..weeek”
“hey..ada apa dengan kalian bertiga ini, kenapa bertengkar di pagi hari seperti ini Hye Gi, Donghae cepat selesaikan makan kalian, apa kalian tidak limabelas menit lagi jam setengah delapan ” ibuku menegur mereka bertiga. Mereka bertiga hanya bisa diam.
* * *
“hye gi..liat deh..aku pake apaan??” ditengah perjalanan menuju sekolah donghae memulai pembicaraan.
“apaan?? Males aku..paling kamu goblokin aku”
“heey…ayolah..liat yang ada di tanganku..”
“gaaaak…gak mau…males”
Donghae mencengkram bagian belakang kepala hye gi dan memutar kepalanya ke arah tangannya “liat niih”.
“waaaa…oppa…dapat darimana..ya ampun..beli dimana..berapa duit” hye gi terpana melihat jam tangan yang bertengger di tangan donghae. Jam tangan itu adalah jam tangan yang sejak lama ia inginkan. Sudah berbulan-bulan ia menabung untuk membeli jam tangan itu. Namun uangnya belum juga cukup untuk membeli jam tangan itu. Jam tangan indah dengan warna biru laut, dengan jarum yang bercahaya, dan terdapat tiga pecahan mutiara di dalamnya.
“waaa…oppa..oppa…aku pinjam yah…yah oppa yaaa” hye gi mencoba membujuk donghae agar meminjamkan jam tangan itu padanya.
“arghh…apaan sih..nggaak,,..orang yang punya aku kok”
“haiiih…ayolah oppa..hanya satu hari..kumohooon”
“emang kamu mau kemana sih pake jam gini”
“hehee…belum tau sih oppa..tapi ntar aku pinjam yaah..yah oppa” hye gi semakin memelas kepada donghae. Hye gi menggenggam tangan donghae dengan sangat keras.
“baiklah..baiklah…berhenti memegang tanganku..bagaimana kau ini…cengkramanmu itu sudah seperti cengkraman seorang preman” akhirnya donghae mengalah kepada adiknya itu..
“hehee…si oppa baik deh” hye gi nyengir kuda selebar mungkin.
Tanpa terasa langkah kaki mereka akhirnya mencapai pagar depan sekolah mereka. Pagar yang tinggi dengan warna hitam dan tembok putih. Begitu megah terlihat sekolah ini, banyak anak-anak orang kaya yang pergi kesekolah dengan mobil-mobil mewah yang berjejer di depan sekolah. Sedangkan hye gi dan donghae hanya seorang anak penjual bunga yang mendapatkan beasiswa sehingga bisa masuk ke sekolah bagus ini. Tapi sekolah ini tidak seperti sekolah-sekolah lainnya, disini kebanyakan murid-murid menjunjung asas kebersamaan dan tidak memandang status sosial seseorang. Walaupun masih ada saja anak-anak yang belagu berat, yang menganggap semua orang berada di bawah mereka.
Mereka adalah anak-anak yang dikumpulkan di kelas XII-10. Disana berkumpul anak-anak dengan wajah bengis nan sombong. Mereka merasa mereka adalah ras tertinggi dibumi ini dengan wajah yang amat menarik sehingga bisa menjadi apa yang mereka inginkan. Terutama gank starking, gank yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang benar-benar bengis, dengan tingkat kesombongan stadium akhir. Mereka adalah Siwon, Yoona, Jessica, Minho, dan Hongki. Tidak ada yang bisa mengalahkan kesombongan mereka, setiap hari kerja mereka hanyalah menindas anak-anak yang bisa masuk ke sekolah ini dengan beasiswa, dan tak terkecuali hye gi dan donghae. Setiap hari mereka datang dengan pakaian serapi dan sebersih mungkin, mereka merasa mereka terlihat bercahaya, padahal semua murid di SMA Param ini muak dengan muka sombong mereka. Bahkan tak jarang anak-anak kelas tiga yang lain mencoba menegur kelakuan mereka, namun bukanlah penghormatan kepada orang yang berpendapat yang diterima oleh mereka, tapi banyak dari mereka yang dikeluarkan dari sekolah itu. Hal itu mudah dilakukan oleh anak-anak starking, karena ayah jessica adalah wakil kepala sekolah di SMA Param. Dengan mudahnya mereka memilih anak-anak yang tidak mereka sukai untuk ditendang dari kawasan sekolah.
* * *
Hye gi berjalan di koridor sekolah, terlihat anak-anak dari setiap kelas yang sibuk menyiapkan pelajaran pagi mereka. Dan akhirnya ia sampai di kelas X-5. Kelas yang setiap hari dimasukinya, kelas dengan cat coklat terlihat sangat manis.
“hye gi…haaaaa…hayo..kok baru dateng” tiba-tiba chiyoko, salah seorang sahabat hye gi mengagetkannya.
“haaaaaits…kau ini..mengagetkanku..tadi sempat bersiteru sebentar di rumah..hhe”
“bersiteru??..dengan sapa?..donghae..atau kakak tertuamu yang tampan itu..sapa namanya..hyuk..eunhyuk..ya kan??”
“haiiih…kau ini…berhenti mengatakan eunhyuk oppa tampan..kau terlihat seperti yoona centil itu saat memuji eunhyuk”
“whaat??? Aku ?? kayak yoona?? Gak..gak..gak..gak mirip sama sekali kok..amit amit aku mirip nyonya ganjen seperti dia” chiyoko bergeliat-geliat seperi ulat, lucu melihatnya.
“hehee…makanya..berhenti memuji eunhyuk secara berlebihan seperti itu”
“tapi emang bener tampan kok..makanya..sebagai teman baikku yang amat baik padaku..tanyain dong ama eunhyuk..dia punya pacar apa gak..kalo gak ada..aku mau daftar” chiyoko memulai gaya centilnya lagi.
“heey…sudah…sudah..” belum selesai mereka ngobrol wali kelas tiba-tiba masuk kedalam kelas.
“anak-anak..dikarenakan guru kalian pak Hankyung tidak dapat mengajar dikarenakan sakit, jadi untuk beberapa waktu ini yang mengajar pelajaran matematika kalian adalah anak dari Pak Han yaitu Yesung” tiba-tiba masuk seorang lelaki dengan tubuh tidak terlalu tinggi, berkulit putih, dan menggunakan kacamata. Sepertinya aku pernah melihat orang ini ucap hye gi dalam hati.
“hey..yoko-chan..apa kita mengenal orang ini..sepertinya aku pernah melihatnya”
“hmm…sepertinya tidak..ini pertama kalinya aku melihatnya..ganteng banget yah”
“haduuuh…kau ini..pada saat seperti ini..sempat-sempatnya kau memikirkan hal seperti itu” karena tidak mendapatkan jawaban akan rasa penasaran akan orang itu hye gi pun bertanya dengan dua sahabatnya yang lain.
“Minji, Hana..apa kita pernah melihat orang ini..sepertinya aku pernah melihatnya..apakah pada saat kita jalan bersama”
“tidak..tidak pernah” jawab Hana dengan tegas.
“apa kau yakin” aku bertanya lagi.
“sepertinya iya kok..kayaknya gak pernah ketemu deh kita..kalo diliat dari cara dia berpakaian sepertinya dia jarang berinteraksi di tempat biasa kita berkumpul” Minji memulai analisis pandainya.
“apa kau yakin” aku penasaran.
“sepertinya begitu”
“argh..kau ini…selalu ada kata seperti” hye mulai kesal dengan kebiasaan minji mengucapkan kata sepertinya. Padahal kebanyakan analisis minji tidak meleset, namun dia sering membuat orang ragu dengan kata sepertinya itu.
“Hye Gi, Minji apakah kalian tidak menghormati ibu dan yesung di depan sini, berhenti mengobrol, jika kalian ingin bergosip, lebih baik kalian keluar dari kelas ini” tiba-tiba suara wali kelas membuyarkan perbincangan hye gi dan minji. Mereka berdua hanya bisa tertunduk. “baiklah saudara yesung, anda bisa memulai acara mengajar anda hari ini, saya akan kembali ke ruangan saya”
“baiklah ibu sooyung, terimakasih atas waktu anda” wali kelas pun meninggalkan kelas. Semua murid terdiam melihat wajah anak pak han itu. Sungguh tidak terlihat terlalu mirip.
“baiklah..perkenalkan nama saya yesung..saya akan menjadi guru pengganti dalam bidang study matematika kalian selama beberapa waktu..saya harap kalian bisa menerima saya dengan baik” guru pengganti itu mulai bersua.
Dia mengajar sangat mirip dengan pak han. Namun dia sedikit agak emosian, dia bisa jadi sangat marah kalau ada siswa yang berbicara saat dia menerangkan di depan kelas.
Tetapi sepanjang pelajaran hye gi hanya mengingat-ingat dimana ia pernah mengenal orang ini. Hye gi sangat yakin bahwa aku pernah melihat orang ini. Hingga pada saat mereka semua sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pengganti itu, guru pengganti itu melepaskan kaca matanya, dan pada saat itu pulalah hye gi yakin bahwa ia pernah melihatnya. Dan betapa kagetnya hye gi manakala ia ingat bahwa orang itu adalah orang yang waktu itu menabraknya ditaman. Iya..dia adalah pria sombong itu,bagaimana dia bisa ada disini,apakah dia benar anak pak Hankyung?? Sungguh tidak mirip dengan ayahnya..sangat berbeda..ayahnya orang yang baik nan ramah..sedangkan dia..haiih..sepertinya aku bermimpi ucapku dalam hati. Aku hanya bisa terdiam.
Tapi..kenapa dia bisa begitu ramah disini..seperti bukan dia..sangat berbeda hye gi terus bertanya-tanya dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar