Minggu, 01 Mei 2011

Puisi untuk Hankyung oppa..:'(

Karisma menawan itu.
Senyuman kedewasaan itu.
Gerak lincah mempesonamu.
Sikap baik penuh kenangan.

Kau adalah perubah hidup kami.
Perubahan menjadi pembangkang raja kami.
Saat raja melarang kami.
Melarang menatapmu.
Tatapan indahmu pada kami.

Sekarang tatapan senyum padamu tlah sirna.
Kau pergi meninggalkan sejuta senyum.
Senyuman indah kami dan mereka.
Yang ada hanya untukmu.

Kau pergi menyisakan banyak perih.
Perih hati kami dan mereka.
Tenanglah.
Kami selalu menyisihkan tempat untukmu.
Dan kau hanya tinggal mengisinya.

Jumat, 22 April 2011

Loves Hye Gi part 11

Dan akhirnya mereka sampai di depan sebuah kamar dengan pintu bercat hijau. Didepannya tertulis nama seungri. Hye gi hanya diam menyaksikan hal itu.
“ayo onnie..kita masuk..” tarik yoon ji lagi.
Mereka berduapun memasuki kamar itu. Dan betapa terkejutnya hye gi saat melihat keadaan kamar seungri.
“ini aku..??” ucap hye gi pelan. Benar-benar dipenuhi oleh lukisan dan foto-foto wajah hye gi. Dan kemudian tatapan hye gi terhenti pada sebuah foto dengan figura terbesar. Disana terlihat seorang gadis tengah tertawa dengan ice cream ditangannya dan seorang pria dengan wajah tenang disampingnya. “oppa..”
“itu foto favorit seungri oppa onnie..” tiba-tiba yoon ji bersuara.
“favorit..?” tanya hye gi bingung.
“yah..katanya dia sangat suka saat kau tertawa sambil memegangi ice cream..”
“apa seungri oppa bercerita sebanyak itu padamu yoon ji..?” ucap hye gi meyakinkan.
“yap..seungri hyung selalu menceritakan tentangmu pada kami noona..semua seluk beluk mu aku hampir hapal semuanya..” tiba-tiba ryeowook berbicara dari arah pintu kamar. “kau tau noona..dia sangat-sangat memujamu..seperti baginya membicarakanmu sama dengan dia makan..harus ia lakukan setiap hari..”
Hye gi benar-benar tidak bisa berbicara apa-apa mendengar ucapan ryeowook.
“oya onnie..ada lagi yang mau aku lihatkan padamu..” yoon ji pun membuka lemari bagian paling kanan. Hye gi benar-benar terkejut melihat isi lemari seungri. Benar-benar segala hal yang berkenaan dengan hye gi. Yoon ji pun mengambil sebuah kotak kecil. Terlihat seperti sebuah kotak perhiasan. Ryeowook hanya diam melihat yang dilakukan adiknya.
“ini onnie..” yoon ji memberikan kotak itu pada hye gi.
Hye gi membuka kotak itu. Kemudian ia melihat sepasang cincin dengan warna dasar silver dengan ukiran hangul nama hye gi dan seungri dengan warna shapire blue.
“ini…??” tanya hye gi pada yoon ji dan ryeowook.
“itu yang dibeli oleh seungri hyung saat ia kecelakaan..” jawab ryeowook.
“jadi ini adalah..” bicara hye gi terputus.
“itu adalah cincin yang dipersiapkan hyung untuk melamarmu noona..” tegas ryeowook.
Hye gi tertunduk mendengar kalimat yang baru saja dikatakan ryeowook. Tubuhnya melemah mendengar semua penjelasan ryeowook dan yoon ji.
Seketika itu pula semangat hye gi tiba-tiba saja muncul. Dan langsung berlari keluar dari kamar itu. Ryeowook yang kaget melihat tingkah hye gi langsung berlari mengejar hye gi. “Noona..kau mau kemana..??” teriak ryeowook sambil megejar hye gi yang sudah menuruni tangga.
“aku akan mengejar cintaku..” hye gi menjawab dengan senyum lepas.
Yesung dan donghae yang sedang sibuk bercerita di ruang tamu rumah kaget ketika hye gi berteriak seperti itu. Namun, beberapa saat kemudian yesung dan donghae mengembangkan senyum keduanya dan membiarkan hye gi berlari ke luar rumah.
“seperti hye gi yang kukenal lagi..” ucap yesung.
“adik kecilku kembali..” donghae berucap membalas ucapan yesung. Mereka berdua tersenyum dan segera beranjak menyusul hye gi.
* * *

#di rumah sakit.
Hye gi turun dari taksi yang ditumpanginya dan segera kemudian berlari menuju kamar seungri. Dia terus berlari sekuat tenaganya.
Sesampainya diruangan tempat seungri dirawat ia segera membuka pintu kamar tersebut. Seungri terlihat sangat terkejut saat melihat hye gi tiba-tiba datang dan langsung membuka pintu kamarnya. Hye gi tersenyum ke arah seungri.
“oppa…Saranghae..” ucap hye gi dengan penuh semangat.
Seungri masih menatap hye gi dalam. “apa yang kau lakukan disini..?” ucap seungri dengan sinis.
Hye gi tercengang melihat hal itu. Semangatnya tiba-tiba saja roboh. Hanya karena satu kalimat dari seungri. “aku hanya ingin mengejar cintaku oppa..” kilah hye gi.
Seungri tertawa sinis ke arah hye gi. “apa kau bodoh..hal apa yang bisa kau cintai dari pria cacat sepertiku..!!” teriak seungri ke arah hye gi. Betapa perihnya hati seungri saat harus mengatakan kata yang begitu kasar pada gadis yang dicintainya itu.
“aku mencintaimu oppa..bukan keadaanmu..bukan kehidupanmu..aku mencintai dirimu..!” hye gi membalas seungri dengan setengah berteriak.
“pergilah..!!..aku bahkan tidak menginginkanmu sama sekali ..!!” bentak seungri ke arah hye gi.
Bagai terhunus pedang yang amat tajam. Hati hye gi benar-benar sakit saat itu. Tubuhnya menjadi sangat letih. Seluruh badannya terasa membeku. Air matanya pun tak dapat dibendung lagi. “baiklah oppa…aku akan pergi…aku akan pergi dari hidupmu..” isak hye gi berbicara pelan pada seungri. “tapi kau harus tahu oppa…bahwa aku sangat mencintaimu…entah kejadian apa lagi berikutnya…yang ku tahu aku selalu mencintaimu..” hye gi segera berlari dari tempat itu.
Seungri diam melihat hal itu. Hatinya benar-benar perih mengingat ia baru saja menyakiti hati satu satunya gadis yang begitu dicintainya. Kemudian seungri menangis.
Tidak beberapa saat kemudian yesung dan donghae datang. Mereka benar-benar bingung melihat yang mereka lihat. Mereka bingung apa yang sebenarnya baru saja terjadi.
“seungri..apa yang terjadi..??” tanya yesung.
“mana hye gi..?” sambung donghae.
Seungri hanya diam. Donghae segera berlari menuju ke luar rumah sakit untuk mengejar hye gi.
Yesung mendekati seungri. Seungri menatap hyung nya. “apa aku bodoh hyung..?”

Di luar rumah sakit kepala hye gi sudah tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Semuanya menjadi sangat menakutkan bagi hye gi. Ia terus berjalan tanpa memperhatikan segala hal yang ada disampingnya.
Dilain tempat donghae terus berusaha mencari hye gi. Dia mengerahkan semua tenaaganya untuk mencari adik kecilnya itu. Saat ia tengah berlari di taman belakang rumah sakit itu tiba-tiba donghae mendengar suara amat keras dari arah jalanan. Seperti suara sesuatau yang bertubrukan dengan sangat keras. Seketika pikiran donghae langsung tertuju pada hye gi. Ia segera berlari ke arah asal suara tersebut.
Dari jauh donghae sudah melihat keramaian berada di tengah jalanan. Dangan sigap donghae menembus keramaian tersebut. Donghae tercengang, seluruh otot tubuhnya langsung benar-benar menjadi lemah.
“Hye gi..!!” teriak donghae saat melihat adiknya bersimbah darah ditengah jalan.
Donghae langsung mengangkat adiknya itu dan segera berlari menuju rumah sakit.

#Di rumah sakit.
Donghae dengan sangat cemas menunggu kabar dari dokter yang berada di dalam ruangan gawat darurat. Tubuhnya penuh dengan darah. Kakinya masih bergetar saat ingat keadaan adiknya.
Tiba-tiba terdengar derap langkah dari arah lift rumah sakit itu. Mata donghae menatap tajam ke arah orang itu.
Terlihat yesung yang tengah mendorong kursi roda seungri. Donghae menatap sinis pada seungri. Rasa bencinya benar-benar menjadi kepada seungri pada saat itu. Seketika itu pula saat seungri berada di hadapannya ia memberikan pukulan ke arah wajah seungri. Seungri terjatuh dari kursi rodanya.
“APAKAH KAU SUDAH PUAS…SUDAH PUAS MEMBUAT HYE GI JADI SEPERTI INI..” bentak donghae pada seungri. Seungri hanya diam mendengar cercaan dari donghae. Ia berpikir bahwa dirinya memang pantas untuk disalahkan pada saat ini.
Yesung dengan segera membantu seungri bangkit dan menenangkan donghae.
“donghae tenanglah…” ucap yesung.
“bagaimana aku bisa tenang hyung..nyawa adikku menjadi terancam karena cecunguk bodoh ini..” jawab donghae sambil menunjuk ke arah seungri.
“joengmal mianhae donghae..aku tidak bermaksud untuk mencelakai hye gi…” kilah seungri.
“percuma kau bicara sekarang…itu tidak akan membuat hye gi bangkit dan tersenyum saat ini..!!” balas donghae.
“aku mencintainya donghae..”
“kau masih bisa mengatakan kau mencintainya…!!!!” emosi donghae mulai meningkat. “setelah semua yang kau lakukan padanya kau bilang kau mencintainya…..kau sinting..”
Tiba-tiba suara pintu ruang gawat darurat terbuka. Terlihat dokter keluar dari ruangan itu.
Donghae langsung bangkit dan menghampiri dokter itu.
‘Bagaimana dokter..bagaimana keadaannya…bagaimana keadaan adik saya..??” tanya donghae dengan cemas.
“luka dikepalanya cukup serius..mungkin dalam bebrapa waktu ini saudari hye gi akan mengalami koma..” jelas dokter itu.
“berapa lama dokter..??” tanya donghae lagi.
“entahlah..mungkin beberapa hari..”
* * *

Sudah dua hari donghae menunggu hye gi di ruang rawatnya. Donghae menjadi kurang makan maupun istirahat. Ia sudah mengabarkan hal ini pada eunhyuk, namun eunhyuk tidak dapat segera kembali karena masih ada tugas yang harus dikerjakannya.
Donghae duduk tenang memandang ke arah luar rumah sakit. Kembali mengingat kenangan-kenangan indahnya bersama keluarganya dulu.
Pintu kamar tiba-tiba saja terbuka. Donghae menatap ke arah pintu. Terlihat seungri memasuki kamar tersebut.
“donghae..” ucap seungri. “sebaiknya kau istirahat dulu…aku akan menjaga hye gi hari ini..”
“tapi..apa kau yakin..” jawab donghae ragu. “apa kau tidak menghadiri terapi mu hari ini??”
“sepertinya tidak..aku akan menjaga hye gi hari ini..” jawab seungri dengan senyum.
Donghae pun meninggalkan ruangan tersebut untuk kembali ke rumah seungri untuk istirahat.
Seungri menatap tajam ke arah wajah hye gi. Penyesalan yang amat dalam merasukinya. Ia sangat menyesal dengan semua keputusan gegabah yang telah dilaluinya. Ia telah menyia-nyiakan cinta setia yang ada di hadapan matanya.
Seungri mendekat ke ranjang hye gi. Kemudian ia mendekatkan wajahnya kepada telinga hye gi. “Saranghaeyoo Hye gi..”. kemudian seungri mendaratkan sebuah kecupan ke arah bibir hye gi. Seungri dengan tenang menemani hye gi. Pagi sampai malam hari ia terus mengoceh seolah-olah hye gi tengah menyimaknya bercerita. Ia menceritakan bagaimana perasaannya yang sebenarnya terhadap hye gi.
Tiba-tiba saja ia merasakan tangan hye gi di genggamannya bergerak. Seungri tersentak dan langsung memperhatikan wajah hye gi.
“hye gi…kau sadar..” ucap seungri dengan gembira.
Pelan-pelan hye gi membuka matanya. Samar-samar ia melihat seungri dengan senyum menatapnya. “oppa..” ucap hye gi lemah.
“ne..ini aku..seungri oppa mu hye gi..”
Hye gi tersenyum mendengar kata-kata seungri. “kau sungguh seungri oppa..?”
“yah..seungri oppa yang kau cintai hye gi..seungri oppa yang juga mencintaimu..”
Suasana seketika menjadi hening. Hye gi menatap dalam ke arah mata seungri.
“saranghaeyo hye gi..” ucap seungri.

* * *

“selamat pagi sayang..” ucap seungri dengan ceria.
“pagi..” jawab hye gi.
“pagi appa..”
“pagi Minhyuk-ssi..”
Yah..sudah delapan tahun berlalu. Kehidupan hye gi dan seungri benar-benar sangat bahagia. Hye gi kini menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dan sekarang seungri menjadi kepala keluarga yang sangat hebat dan sehat. Sehat.? yah,,sehat..setelah kejadian kecelakaan Hye gi di New York seungri menjadi sangat bersemangat untuk terus mengikuti terapi nya. Dan akhirnya setengah tahun berikutnya seungri berhasil untuk berjalan dengan kedua kakinya. Cinta hye gi membuat semangat hidupnya benar-benar bangkit. Setelah kesembuhan seungri itu seungri segera melamar hye gi.
Dan sekarang, mereka mempunyai seorang putra yang sangat lucu. Kim Minhyuk.
Hari-hari mereka lalui dengan keceriaan amat sangat. Dan sekarang mereka tinggal di seoul. Mereka membeli salah satu rumah didekat taman kota. Tempat dimana hye gi dan seungri meluapkan semua kasih sayang mereka dulu.

“pagi keluarga bahagia..” sapa donghae yang tengah menggandeng Hana dengan senyumnya.
“pagi oppa…bagaimana keadaanmu dan keluarga bahagiamu..?” tanya hye gi setengah mengolok.
Donghae dan Hana tertawa. “kau lihat sendirikan..sekarang aku memiliki istri yang seperti bidadari dan…” donghae menunjuk arah belakangnya. “hei..kemana taemin..”donghae langsung gelagapan saat melihat anak semata wayangnya menghilang.
“aku disini appa..” teriak taemin dari arah bawah meja makan.
Mereka semua tertawa melihat kelakuan lucu dari taemin.

~END~

Loves Hye Gi part 10

Sudah satu jam hye gi dan donghae menunggu di ruang tamu rumah seungri. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa seungri ada di rumah itu. Bahkan yesung yang tadi pergi tidak juga kembali.
Tiba-tiba saja terdengar suara derap langkah dari arah salah satu ruangan di rumah itu.
“Hye gi..apa kau sudah siap..” yesung bertanya.
Hye gi mengangguk. “ne..”
“ayo..ikut bersama kami..” ibu seungri menimpali dari arah belakang tubuh yesung.
“kalau boleh tau..kita mau kemana..?” hye gi mencoba bertanya.
“kau akan mengetahuinya nanti..” jawab yesung.
Hye gi masih bingung dengan semuanya. Ia pun kembali masuk kedalam mobil cokelat yang tadi ditumpanginya. Sepanjang perjalanan hye gi hanya diam dan terus berpikir kemana ia akan dibawa. Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah gedung dengan tulisan White Plains Hospital didepannya.
“rumah sakit..” ucap hye gi pelan. Pikiran hye gi langsung melayang ke banyak hal. Tiba-tiba saja tubuhnya menjadi serasa membeku. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Pikiranya seolah mendorongnya segera keluar mobil untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Mobilpun berhenti tepat di depan pintu masuk rumah sakit tersebut. Hye gi turun dengan rasa gugup yang amat sangat. Namun ia terus mengikuti arah gerak langkah yesung dan ibu seungri. Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah ruangan rawat di lantai ketiga gedung itu. Ibu seungri membukakan pintu kamar itu dan menyuruh hye gi untuk masuk.
Hye gi pun berjalan memasuki ruangan itu. Ruangan yang besar, ruangan itu diawali dengan ruangan sedang yang menjadi ruang tamu. Hye gi berbalik memandang ke arah ibu seungri, ibu seungri mengangguk dan memberi isyarat agar hye gi memasuki ruangan itu lebih dalam.
Hye gi pun kembali melangkah ke ruangan yang lebih dalam. Samar-samar hye gi melihat seseorang dengan pakaian rumah sakit tengah duduk di kursi roda memebenamkan dirinya di cahaya matahari siang itu.
Apakah itu seungri?? Batin hye gi bertanya. Hye gi semakin mendekat. Sekarang, tubuh laki-laki itu semakin jelas. Namun hye gi tidak bisa melihat dengan jelas bagian kepala pria itu karena dibagian dahi sampai belakang kepalanya diperban.
Pelan-pelan hye gi mencoba mengambil hape yang ada di kantung celananya dan mencoba memencet dan menelpon sungri.

‘(Keep your head down)
neon jeongmal yeppeujiman neomu dareun neoui sogi nan neomu duryeowo
(Keep your head down)
saranghaetda hajiman nan ije neol noketda’
Terdengar suara nada dering hape dari arah laki-laki itu. Hye gi terus menunggu, namun pria itu hanya melihat ke arah hape nya dan mendiamkan hape itu.

“oppa..” ucap hye gi lemah.
Laki-laki itupun memutar kursi rodanya. Ia sangat terkejut.
“seungri oppa..waeyo..?? kenapa telponku gak diangkat..??” hye gi bertanya dengan nada bergetar.
Seungri masih menatap dalam-dalam mata hye gi. Dan tiba-tiba saja mengayuh cepat laju kursi rodanya dan pergi meninggalkan hye gi. Hye gi masih terdiam melihat semua itu. Ia hanya diam mematung. Berpikir keras apakah yang baru saja ditemuinya adalah benar seungri.

#diluar kamar.
Tiba-tiba dari arah dalam kamar terdengar suara. Arah pandangan yesung dan donghae pun langsung pada pintu kamar tersebut. Dan tidak beberapa lama berselang terlihat seungri dengan sangat cepat mengayuh kursi rodanya dan pergi dari tempat itu. Yesung segera mengejar seungri. Dan menghentikan kursi roda yang di duduki seungri.
“apa yang kau lakukan..!!” yesung setengah berteriak ke arah seungri.
“aku tidak bisa hyung..aku masih terlalu pengecut untuk menemuinya..aku orang payah..”
Seungri tertunduk setelah menjawab kata-kata yesung.
“tapi apa kau tega melihatnya seperti itu..”
“aku harus tega hyung…karena dia terlalu sempurna untukku ..”

#dalam kamar inap seungri diwaktu yang bersamaan.
Donghae memasuki ruang kamar tersebut dengan sangat hati-hati. Seketika itu ia melihat hye gi tengah berdiri mematung menghadap ke arah luar kamar itu.
“hye gi..” ucap donghae. Hye gi membalik tubuhnya. “kenapa kau menangis..?” tanya donghae lagi yang kemudian menghampiri hye gi.
“kenapa dia pergi lagi oppa..” suara hye gi pada donghae. “kenapa dia seperti sangat membenciku..kenapa tatapannya seperti melihat musuhnya padaku..”
Donghae hanya bisa diam mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari adiknya itu.
* * *

Donghae membawa adiknya itu untuk menginap di salah satu hotel di New York dan kembali ke rumah seungri untuk mengambil barang-barang mereka.
Sesampainya di rumah seungri, donghae mengetuk pintu rumah tersebut. Terlihat yesung membukakan pintu donghae. Terlihat donghae memasuki rumah tersbut. Satu jam, dua jam kemudian donghae dan yesung kembali keluar dari rumah itu. Mereka kembali menaiki mobil cokelat yang mereka tumpangi sebelumnya.
Sepanjang perjalanan menuju hotel tempat hye gi berada mereka saling diam. Wajah bingung dan tegang sangat nampak di wajah keduanya.

#kamar hotel
Jgreek.. suara pintu kamar dibuka. Hye gi masih diam duduk tenang di balkon kamarnya. Wajahnya sangat lusuh, kotor karena air matanya.
“hye gi..” sapa donghae.
Hye gi menengok ke arah donghae. “hae oppa..mana barang-barang kita..aku ingin cepat pergi dari tempat ini..”
Donghae menggeleng. “tidak hye gi..kau harus mengetahui kebenarannya terlebih dahulu..”
“kebenaran apa lagi oppa..” hye gi bersikeras. “kenyataan bahwa dia tidak menginginkan aku lagi..” hye gi memalingkan wajahnya dari donghae.
“bukan hye gi..” suara yesung yang tiba-tiba saja muncul dari dalam ruangan. “bukan tidak menginginkanmu..tapi dia tidak ingin kau lebih menderita lagi..”
“bagaimana bisa begitu..penderitaanku untuk mencintainya sudah sangat banyak oppa..sudah terlalu besar..” hye gi setengah berteriak ke arah yesung.
“bukankah kau sudah melihat keadaan seungri..??” tanya yesung.
“keadaan..?” suara hye gi melemah.
“yah..keadaannya..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
(ingatan yesung)#2setengah tahun yang lalu di New York
Di beranda belakang rumah seungri..
“sepertinya kau harus lebih cepat bergerak seungri..leeteuk adalah tipe orang yang agresif..kedekatannya dengan hye gi sudah semakin menjadi..bahkan ia benar-benar berusaha agar hye gi bisa masuk di universitas yang sama dengannya” jelas yesung pada seungri.
“iyah hyung..besok aku akan kembali ke seoul dan melamarnya..” jawab seungri dengan tersenyum.
“kau memang adikku..” yesung merangkul seungri. “aku akan terus mendukungmu”
Saat itu seungri seungri langsung berlari keluar rumah mengambil mobilnya. Ia akan mencari cincin untuk melamar hye gi.

Namun, beberapa jam kemudian suara telpon di rumah seungri berbunyi.
“yoboseyo..” ucap yesung.
“yoboseyo..apakah ini benar rumah kediaman dari tuan Kim Seungri..??” suara dari kejauhan itu bertanya.
“iya..benar..ini kediaman keluarga Kim..ada apa ??apa sesuatu terjadi pada seungri??”
“kami hanya ingin memberitahukan bahwa saudara seungri mengalami kecelakaan dan sekarang sedang diarawat secara insentif di rumah sakit White Plain..”
Yesung tercengang. Suaranya tiba-tiba saja serasa hilang pada saat itu.

*dirumah sakit White Plain
“bagaimana keadaan seungri dokter..?” tanya yesung dengan cemas pada dokter yang merawat seungri.
“sepertinya seungri mengalami benturan yang sangat keras pada bagian kepala dan tulang belakangnya..dan hal ini..menyebabkan saraf-saraf motorik yang berhubungan ke kakinya menjadi tidak berfungsi..” jelas dokter.
“maksud dokter..?” tanya yesung meyakinkan.
“yah..kedua kaki seungri mengalami kelumpuhan..”
Yesung terperanjat mendengar hal itu. Yesung keluar dari ruangan dokter itu dengan langkah lunglai dan kemudian memasuki ruangan rawat seungri. Dari jauh ia melihat seungri berbaring dan menangis di tempat tidurnya.
Yesung pun mendekati seungri. “apakah kau tidak papa..?” yesung bertanya pada seungri.
“apakah aku terlihat baik baik saja hyung..” suara seungri bergetar.
“aku yakin ini hanya sementara seungri..kau masih bisa berjalan asal kau mengikuti terapi penyembuhan secara teratur..”
“aku bisa saja bersabar..tapi hatiku menolak kalau aku harus bersabar hyung..”
“aku yakin kau bisa seungri..” yesung berucap dengan yakin. “kau akan bisa mengejar cintamu ..”
“entahlah hyung..”

“dan setelah saat itu ia terus mengikuti terapinya dengan rajin…” jelas yesung.
Hye gi terperanjat. “aa…a.a..aap..ap.a…seungri oppa lumpuh..”
“yah..tepat dengan saat dimana ia tidak pernah menghubungimu..” yesung memeperjelas.
“ta..taa..tapi kenapa??” hye gi masih bingung.
“dia hanya berpikir kalau-kalau suatu saat nanti dokter menyerah dengan penyakitnya dan mengecewakanmu..” donghae menimpali.
“hae oppa..??..kau tau..” hye gi menjadi benar-benar bimbang. Bingung dengan semua hal yang seperti mimpi baginya.
Donghae mengangguk. “Seungri menelponku dan menyuruhku untuk tidak menceritakannya…maafkan aku hye gi.”
Seketika itu kepala hye gi menjadi sangat-sangat sakit. Dan langsung jatuh pingsan.
* * *

Hye gi membuka matanya pelan-pelan, kepalanya terasa sangat berat. Tubuhnya terasa benar-benar lemah. Samar-samar ia melihat donghae duduk tertidur disampingnya.
“oppa..”
Donghae tersentak dan langsung bangun. “Hye gi..kau sudah bangun..” donghae tersenyum ke arah hye gi.
“aku dimana oppa..?” tanya hye gi bingung melihat sekelilingnya yang serba putih.
“kau di rumah sakit…tiga hari yang lalu kau pingsan di hotel..kau ingat..”
“pingsan..??” tanya hye gi sedikit tidak percaya.
“yah..kata dokter kesehatanmu sedang benar-benar tidak baik..kau memerlukan banyak istirahat..”

Pintu kamar terbuka. Terlihat yesung dan ibu seungri memasuki ruang rawat hye gi.
“Hye gi-ssi..kau sudah siuman rupanya..” ucap ibu seungri dengan sangat ramah yang juga disambut oleh senyum yesung.
“owh…ajjuma..iya…aku baru saja bangun..” senyum hye gi pada ibu seungri.
Donghae bangkit dari tempat duduknya dan mempersilahkan ibu seungri untuk duduk. Ibu seungri pun duduk di samping hye gi. Ia terus melemparkan senyum ke arah hye gi.
Tiba-tiba saja ibu seungri memegangi tangan hye gi.
“Hye gi-ssi…ajuma benar-benar minta maaf atas perlakuan seungri padamu…bibi tidak menyangka bahwa mengajak mu kesini malah membuatmu semakin sedih..” ucap ibu seungri dengan nada sangat menyesal. Hye gi hanya diam mendengarkan ucapan ibu seungri. “sebenarnya ajuma juga bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga kami..” lanjut ibu seungri.
Hye gi mengernyitkan dahinya. “maksud ajjuma??”
”ajjuma sendiripun bingung..entah karma apa yang mengenai semua keluarga kami..setiap ada salah seorang keluarga kami yang siap untuk melamar ataupun akan dilamar pasti akan terjadi sesuatu kesialan yang terjadi..” jelas ibu seungri.
Tiba-tiba saja pintu kamar dibuka lagi. Terlihat seorang anak perempuan kira-kira berumur 10tahun yang kemudian disusul oleh anak laki-laki dengan tubuh tegap yang kira-kira sekolah setingkat SMA.
“omma..apa kau sudah selesai..ayah mencari dibawah..” ucap anak laki-laki itu.
“Ryeowook..owh..iya..ibu sudah selesai..” ibu seungri segera bangkit dari tempat duduknya. “hye gi-ssi..ajjuma pergi dulu..nanti pasti ajjuma akan menjengukmu lagi..”
“ne..ajjuma..kamsahaeyo..”
Ibu seungri pun keluar dari kamar itu diikuti oleh anak laki-lakinya itu.
“Yoon Ji..ayo pulang..” ucap anak laki-laki itu lagi.
“apakah aku boleh pulang dengan yesung oppa saja..” jawab anak perempuan itu.
“apakah tidak papa..??”
“owh..tentu saja tidak papa ..aku akan membawanya bersamaku nanti..” timpal yesung.
“tentu..gomawoyo hyung..” pria itu tersenyum pada yesung.
Kemudian yesung dan donghae pun mengantarkan kepergian ibu seungri dan adik laki-laki seungri itu.

Anak perempuan itu mendekati hye gi. “apakah onnie yang bernama Lee Hye Gi..?” ucap anak perempuan itu dengan polos.
“ne..dan kau??” hye gi menjawab dengan amat polos.
“choenun Kim Yoon Ji imnida..salam kenal onnie..aku adik seungri oppa..”
Hye gi tersenyum melihat sikap adik seungri itu. “kau sangat ramah..benar-benar mirip seperti kakakmu yoon ji..”
Yoon ji tersipu mendengar pujian dari hye gi. “onnie..apa kau tau..seungri oppa membuat kamarnya penuh dengan gambarmu..”
Hye gi menjadi sangat tertarik dengan perkataan Yoon Ji. “benarkah..??”
“ne..nanti aku akan memperlihatkannya pada mu onnie..” yoon ji berucap dengan tersenyum.
“baiklah..aku tunggu kau menepati janjimu yah yoon Ji..”
“yah..aku akan menepatinya..tapi onnie..”
“tapi apa??” hye gi berucap semakin kekanakan.
“kau jangan pernah bilang pada seungri oppa yah..kalau tidak dia pasti akan memarahiku onnie..” ucap yoon ji dengan gaya kekanakannya.
“seungri memarahimu??”
“ne..dia akan sangat marah kalau aku memberitahukan keadaan kamarnya pada orang lain..”
Hye gi tertawa kecil mendengar ucapan yoon ji.
“makanya..onnie cepat sembuh yah..biar aku bisa liatin semuanya ke onnie..”
“ne..onnie pasti akan segera sembuh..onnie janji..”
* * *

Dua hari berikutnya Hye gi pun sudah diperbolehkan oleh dokter untuk keluar dari rumah sakit. Dan menginap di kediaman seungri lagi. Pada pagi hari itu pula hye gi kembali bertemu dengan Yoon Ji lagi. Yoon ji tersenyum melihat hye gi yang baru saja datang ke rumahnya.
“apakah kau sudah sangat sehat onnie..” tanya Yoon Ji dengan sangat polos.
“yah..aku sangat sehat..bahkan aku bisa menggendongmu sekarang..” hye gi berucap sambil mengangkat dan menggendong Yoon Ji. Mereka berdua tertawa bersama. Donghae hanya tersenyum melihat tingkah laku hye gi dan Yoon Ji.
Tiba-tiba saja Yoon ji menarik tangan hye gi dan menariknya ke arah lantai dua rumah itu. “onnie ikut aku..”
Dan akhirnya mereka sampai di depan sebuah kamar dengan pintu bercat hijau. Didepannya tertulis nama seungri. Hye gi hanya diam menyaksikan hal itu.
“ayo onnie..kita masuk..” tarik yoon ji lagi.

Loves Hye Gi part 9

*dikamar hye gi
Hye gi terus menangis. Tiba-tiba saja hape nya berbunyi.
“yoboseyo..” suara hye gi parau.
“Hye gi..ada apa denganmu..kenapa kau menangis..apa yang terjadi..??” tanya donghae bertubi-tubi.
“anio oppa..bukan hal yang penting..” kilah hye gi.
“bagaimana hal yang tidak penting..bahkan hana menelpon dengan sangat cemas seperti itu..apa yang sebenarnya terjadi..” desak donghae
“hiks..” isak hye gi berbunyi. “aku telah melakukan suatu hal bodoh oppa..” terang hye gi.
“hal bodoh apa maksudmu..” tanya donghae lagi.
“akuu..” hye gi terdiam. “akuu telaah..” tiba-tiba saja hubungan telpon mereka terputus karena baterai hape hye gi habis.
Hye gi kembali menangis. Ia benar-benar menyesal dengan semua yang telah dilakukannya.
“aku memang bodoh..sangat bodoh..kenapa aku diam..kau bodoh hye gi..kau bodoh..” maki hye gi pada dirinya.

* * *

#esok pagi nya.
Terdengar suara pintu terbuka. Hana yang tengah memasak di dapur pun memastikan suara itu.
“donghae oppa..” ucap hana.
“annyeonghaseo hana..”
“annyeong oppa..^^”
“mana hye gi..?” tanya donghae langsung.
Hana tersentak. Ia baru ingat dengan hye gi yang menangis tadi malam.
Semalaman hana mencoba membujuk hye gi untuk keluar kamar namun usahanya hanya sia sia. “dia diatas oppa..sampai pagi ini ia belum juga mau keluar kamar..”
“sungguhkan..” wajah donghae agak cemas dan segera menuju kamar hye gi.
“Hye gi..” donghae mengetuk pintu kamar hye gi sambil memanggil nya.
Kreek..suara pintu terbuka. Donghae memasuki kamar itu. Sangat berantakan. Yah, sangat berantakan. Itulah yang ada di pikiran donghae saat memasuki kamar hye gi. Tisu bertebaran dimana-mana. Benda-benda kecil tidak lagi ditempatnya. Sampai akhirnya tatapan donghae tertuju pada gadis yang berdiri di belakang pintu. Wajahnya benar-benar lusuh. Dengan gaun yang sudah sangat tidak rapi di tubuhnya. Matanya sangat sembab dan terlihat bengkak. Make up nya benar-benar berantakan.
“hye gi..apa yang terjadi..” donghae cemas.
“oppa..” hye gi langsung memeluk kakak tersayangnya itu. “maafkan aku..kumohon oppa..” hye gi menangis.
Donghae hanya diam mendengar ucapan adiknya itu. Ia yakin bahwa kali ini hye gi sedang tidak ingin menceritakan masalahnya. Donghae pun memeluk adiknya itu erat.
“tenanglah..” donghae mengusap kepala hye gi. “apapun yang kau lakukan..apapun kesalahanmu..oppa akan memaafkannya..” donghae menenangkan.

* * *

Sudah beberapa hari berlalu. Hye gi tidak masuk kuliah seharipun. Donghae hanya bisa mengiyakan saat adiknya itu mengatakan bahwa ia tidak ingin pergi ke kampus.
Ia yakin alasan apapun yang menyebabkan hye gi tidak kekampus adalah alasan yang kuat.

Kreek..suara pagar rumah dibuka. Hye gi yang tengah duduk di teras rumah menatap ke arah pagar. Sekejap, hye gi langsung bangkit dari duduk nya untuk masuk ke dalam rumah. Orang yang baru saja datang itu langsung menarik tangan hye gi dan langsung memeluknya.
“kemana saja kau hye gi..?” suara leeteuk “kenapa kau menjauhiku… apa semua yang kulakukan salah..”
Hye gi mendorong tubuh leeteuk. “salah..!!” hye gi berteriak ke arah leeteuk. “salah besar oppa..karna yang kucintai bukan kau oppa..BUKAN KAU..” hye gi berteriak sembari menunjuk ke wajah leeteuk.
“lantas siapa..!!” bentak leeteuk lebih keras. “APA KAU MASIH MENGHARAPKAN ORANG SEPERTI SEUNGRI…ORANG YANG BAHKAN UNTUK MENGHUBUNGIMU TIDAK BISA..”
Hye gi terdiam. Bibirnya bergetar. Ia memundurkan tubuhnya beberapa langkah.
“KENAPA KAU…SETAN APA YANG SEBENARNYA MERASUKIMU SAMPAI KAU MENJADI SANGAT MENCINTAI SEUNGRI..SAMPAI KAU TIDAK SEDIKITPUN BISA MERASAKAN RASA SAYANGKU..” bentak leeteuk lagi.
Hye gi masih diam. Dadanya terasa sangat sesak. Pipinya mulai terasa panas. Yah, hye gi menangis.
“KENAPA..?? KENAPA KAU MENANGIS..APA KAU BARU MENYADARINYA..APA KAU BARU SADAR BAHWA SEUNGRI SUDAH TIDAK PEDULI SEDIKITPUN PADAMU…APA KAU BARU SADAR BETAPA JAHATNYA DIA PADAMU..” teriak leeteuk bertubi-tubi ke arah hye gi.
“IYAAA..AKU SADAR DIA TIDAK PEDULI PADAKU…!!!” balas hye gi berteriak. “TAPI AKU CINTA PADANYA..BISAKAH KAU PAHAM ITU..”jelas hye gi.
“KAU..KAU..” ucap leeteuk lagi. “KAU MASIH CINTA DENGAN ORANG SEPERTI SEUNGRI… ORANG YANG…”
“Leeteuk..!!” teriak donghae dari depan pagar. Dengan cepatnya donghae berlari kearah leeteuk dan, braak.. leeteuk roboh karna dipukul oleh donghae.
Hye gi masih diam melihat hal itu.
“apa kau sudah gila..!!” gertak donghae lagi.
“YAA..AKU GILA..AKU GILA KARENA CINTAKU..BISAKAH KAU PAHAM ITU DONGHAE..” balas leeteuk.
“Kau sinting leeteuk..kau benar-benar sinting..” cerca donghae.
Donghae pun segera menarik hye gi ke dalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat. Hye gi duduk di sofa dengan tangisnya. Donghae hanya bisa diam melihat adiknya itu.
“oppa..” suara hye gi. Donghae segera menatap adik nya itu. “apakah aku memang sangat bodoh karena terus mengharapkan kehadirannya..??” tanya hye gi dengan suara parau nya. “apa aku terlalu bodoh karena selalu menunggu ia kembali oppa..”
Donghae tersenyum pahit kearah hye gi. Seketika itu pula donghae memeluk erat adik yang paling dikasihinya itu.

* * *

#tiga hari kemudian

Hye gi tengah sibuk membersihkan kamarnya. Ia akan pindah ke kamar tamu karena kamarnya akan direnovasi beberapa waktu kedepan. Saat ia membongkar laci meja belajarnya tiba-tiba saja tatapannya tertuju pada sebuah smile emotion sebesar telapak tangan. bukankah ini smile emotion yang waktu itu benak hye gi.
Hye gi pun segera ingin kembali memasukkan smile emotion itu. Namun tiba-tiba hye gi mengernyitkan dahinya saat melihat pantulan cahaya yang terbentuk saat hye gi meletakkan smile emotion itu dibawah sinar matahari. Sebuah tulisan menyembul diantara senyum di smile emotion itu. Yah, bertuliskan ‘saranghae by; leeteuk’.
Tiba-tiba rasa penasaran hye gi tadi berubah menjadi rasa marah. Dengan marahnya hye gi langsung membuang smile emotion itu ke dalam bak sampah.
“sungguh tidak punya otak..” gerutu hye gi.
Yah, semenjak kejadian waktu itu hye gi tidak pernah lagi melihat leeteuk. Baik di kampus maupun di tengah perjalanan.
Dan sehari setelah kejadian itu yesung kembali dan melakukan aktifitas sehari-hari mereka seperti biasa.

“Hye gi..” sapa yesung dari pintu kamar hye gi yang terbuka.
“Oppa..” senyum hye gi pada yesung.
“apakah kita bisa jalan-jalan sebentar..ada yang ingin ku bicarakan..” tanya yesung dengan senyum pada hye gi.
“hmm..sepertinya bisa..” jawab hye gi. “aku sudah menyelesaikannya oppa..”
“baiklah..mari ikut bersamaku..”
Yesung dan hye gi pun berangkat.

Yesung menghentikan mobilnya disuatu tempat yang tidak asing lagi bagi hye gi.
Yah, tempat dimana hye gi memotong jalan saat ia ingin cepat sampai kesekolah atau kembali ke rumah. Namun yesung hanya menghentikan mobilnya tepat di depan jalan setapak itu. Yesung dan hye gi pun mulai melalui jalan setapak itu. Sampai di danau samping jalan setapak itu. Yesung mengajak hye gi untuk lebih dekat dengan danau itu.
“apa kau ingat sesuatu hal yang pernah terjadi di sini hye gi..?” yesung memulai pembicaraan.
“sesuatu hal..??” hye gi kebingungan.
“yah..saat kau pulang sekolah..daan melihaat..”
Tiba-tiba saja hye gi ingat dengan kejadian semasa dia di SMA dulu.
“apakah kejadian sepasang kekasih itu oppa..” hye gi mencoba menebak. “apakah sepasang muda mudi yang tengah bertengkar itu..”
Yesung menjawab dengan anggukan kecil.
“ada apa dengan mereka..??..apa hubungannya denganku..?” tanya hye gi lagi.
“sepasang muda mudi itu adalah seungri dan taecyon”
Hye gi terdiam saat mendengar nama seungri. “taeyoon..” hye gi bertanya sedikit takut. “siapa dia..?”
“dia adalah kekasih seungri pada saat itu..” jelas yesung.
“kekasih??” tanya hye gi lagi.
“yaa…seungri memutuskan hubungannya dengan taeyoon karna ia harus pergi ke amerika saat itu..dan aku benar-benar marah saat ia mengatakan rencana untuk memutuskan taeyoon.”
“ke amerika??..bukankah dia ke amerika setelah kelulusannya..?” timpal hye gi lagi.
“yaah..ia memang ke amerika setelah kelulusannya..karena katanya..dia memiliki suatu yang berharga di seoul..”
“berharga..??” hye gi mengernyitkan dahi.
“yah..berharga katanya..” yesung melanjutkan “katanya..dia sudah bersusah payah untuk tidak memiliki hal berharga itu..namun dia tidak berhasil melakukannya..”
Hye gi menelan ludah. “apa itu oppa..??”
“kau hye gi..” balas yesung. “kau adalah alasan kenapa seungri tetap bertahan di seoul..”
Hye gi terperanjat. “a. .aa..akk..akku..”
“yap…kau..” yesung menunjuk ke arah hye gi. “dengan mudahnya ia melepaskan taeyoon…tapi saat bersamamu..ia menjadi seungri lain nya…ia menjadi seungri yang sangat yakin dengan perasaannya…entah apa yang mengganggu nya waktu itu…tapi yang ku tau ia benar-benar tulus menyayangimu..sampai saat ini..”
“saat ini..??” hye gi berucap. “bagaimana kau tau kalau ia masih menyayangiku…padahal untuk menghubungiku saja ia sudah tidak pernah lagi..”
“apa dengan hubunganmu kau tidak benar-benar mengenali seungri..!!” yesung berucap sedikit keras. “ia memiliki alasan yang kuat akan hal itu hye gi…”
“alasan??”
“yah..alasan..aku sudah mencoba untuk menyembunyikan hal ini…” yesung terdiam. “namun saat donghae menceritakan masalahmu dan leeteuk..aku semakin yakin untuk mengatakannya padamu..”
“apa oppa..??...apa yang sebenarnya terjadi..??” desak hye gi.
* * *

#malam hari esok
Jam 21.00 waktu seoul
Hye gi tengah memasukkan baju-bajunya ke dalam koper besar miliknya. Ya, hari ini yesung berjanji akan memberitahukan kebenarannya pada hye gi. Dan hari ini yesung, hye gi dan donghae akan segera berangkat ke Amerika.

Rasa penasaran dan rindu hye gi pada seungri benar-benar mendesaknya untuk mengikuti perintah yesung. Perlahan, donghae menghampiri hye gi.
“hye gi..” sapa donghae.
Hye gi menghadap ke arah donghae. “ne..??”
“apa kau yakin dengan keputusanmu ini..”
Hye gi menganggukan kepalanya. “yah..aku sangat yakin oppa..aku harus menyelesaikan semuanya..aku harus membuat hatiku jadi lebih tenang..” hye gi tersenyum. “lagipula..asalkan ada kau oppa…aku yakin..apa pun yang terjadi nantinya..kau akan menjagaku..”
Donghae tersenyum mendengar ucapan adiknya itu. “kalau begitu baiklah..cepatlah bersiap..dalam lima menit yesung hyung akan segera datang menjemput..”
“ne..” hye gi menjawab dengan tersenyum.
* * *

#John F. Kennedy Airport in NY

Hye gi, yesung dan donghae menururni tangga pesawat. Udara amerika terhirup lepas oleh mereka bertiga. Hye gi menjadi semakin gugup. Perlahan ia mendekatkan tubuhnya pada donghae dan memegangi tangan kakaknya itu dengan kuat. Sepintas donghae melihat ke arah hye gi. Donghae paham benar apa yang sedang dirasakan adiknya itu.

Sesampainya diluar bandara mereka bertiga sudah ditunggu oleh satu buah mobil berwarna cokelat pekat. Sang supir mobil itu pun mempersilahkan mereka bertiga untuk memasuki mobil. Sepanjang perjalanan terlihat banyak gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan sangat ramai. Benar-benar kota yang indah.

Mobil terus berjalan. Sampai, memasuki sebuah komplek perumahan elit. Rumah-rumah besar nan indah berjajar disana. Sampai akhirnya mobil itu berhenti di salah satu rumah besar berwarna hijau putih. Rumah yang besar dengan taman yang luas. Di salah satu sisi taman terlihat ada sebuah kolam ikan kecil dengan beranda kecil disampingnya.
Sedangkan di sisi lainnya ditumbuhi banyak bunga-bunga dan tanaman hias yang sepertinya sengaja dibuat lebat.
“silahkan nona..” ucap sang supir sambil membukakan pintu mobil.
Hye gi pun turun dari mobil itu.
“mari ..lewat sini..” ujar yesung sambil menuju ke arah pintu masuk rumah itu.
Hye gi mengikuti jejak langkah yesung dengan masih memegangi tangan donghae. Yesung memencet bel rumah itu.
Dan tidak lama berselang, seorang wanita paruh baya dengan wajah yang sangat cantik membukakan kami pintu. Wanita itu tersenyum kepada hye gi.
“apakah kau yang bernama hye gi..??” tanya wanita itu padaku.
“ne..saya hye gi..” hye gi menjawab dengan anggukan. “dan anda ini..??” hye gi sedikit kebingungan.
“owh..perkenalkan..saya Kim Yoon Sha..dan saya adalah ibu dari seungri..” jawab wanita itu ramah.
Hye gi hanya termenung. Benar benar wanita yang anggun batin hye gi.
“owh..silahkan masuk..” ibu seungri mempersilahkan donghae dan hye gi masuk. Mereka berdua pun mengikuti perintah wanita itu. “silahkan duduk..anggaplah rumah kalian sendiri..” ucap wanita itu lembut lalu meninggalkan hye gi dan donghae di ruang tamu itu. Sedangkan yesung mengikuti wanita itu ke ruangan yang lebih dalam di rumah itu.
Hye gi menjadi sangat bingung. Ia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya ia lakukan sekarang. “oppa..” hye gi berbisik pada donghae. Namun, donghae hanya menjawab dengan sebuah senyum dan mengelus kepala hye gi.
~ ~ ~

Loves Hye Gi part 8

“hye gi..” leeteuk melambai-lambaikan tangan di depan mata hye gi. “apa kita akan pergi sekarang”
Hye gi tersentak dari lamunannya. “owh..ne oppa..kita berangkat sekarang..” hye gi menjawab.
Mereka berduapun segera melesat menuju ke kampus.
Sesampainya di kampus hye gi segera berlari menuju kelasnya. “aku sudah terlambat oppa..gomawo atas tumpangannya oppa..” ucap hye gi sambil melambai ke arah leeteuk.
Leeteuk menjawab dengan senyum dan lambaian tangan.


Akhirnya, semua mata kuliah hye gi hari ini pun selesai.
Dia pun segera ke luar kelas untuk segera pulang. Namun, langkah hye gi terhenti saat melihat leeteuk tengah duduk tertidur sambil memegangi sebuah buku.
Hye gi pun mendekati leeteuk.
“teukie oppa..” sapa hye gi pelan. Namun sepertinya leeteuk tidak mendengar ucapan hye gi. Hye gi pun mencoba untuk membangunkan leeteuk dengan suara lebih tinggi. “leeteuk oppaaa,,!! Park jung soo oppaaaaa !!” teriak hye gi sambil mengguncang tubuh leeteuk. Dan tiba-tiba saja leeteuk menarik hye gi dan menutup mulut hye gi sambil memegangi tubuh hye gi.
“omooo..jangan memanggilku dengan nama lengkapku hye gi..” bisik leeteuk.
Sepintas hye gi melihat sekeliling mereka menatap ke arah mereka berdua.
“park jung soo..bukankah dia anak dari pengusaha park yang terkenal itu..” ucap salah seorang dari gerombolan itu. Dan tiba-tiba saja susana di sana menjadi hiruk pikuk.
Leeteuk segera memegangi tangan hye gi dan menariknya keluar dari kericuhan itu. Hye gi hanya bisa diam mengikuti perintah tubuh leeteuk.
Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah pohon dibelakang gedung kampus. Mereka berdua berhenti dengan napas tersengal-sengal.
“wae oppa..??” tanya hye gi. “kenapa mereka berucap seolah-olah kau sangat terkenal..?”
“duduklah..nanti akan ku ceritakan..” leeteuk menyuruh hye gi untuk duduk. Hye gi menuruti perintah leeteuk.
“sebentar..” ucap leeteuk lagi. Dan leeteuk pun pergi meninggalkan hye gi dengan berlari. Hye gi hanya diam melihat hal itu.

Tidak lama berselang, leeteuk kembali dengan dua kaleng minuman.
“minumlah” ucap leeteuk sambil memberikan satu kaleng minuman ke hye gi.
Leeteuk pun duduk di samping hye gi. Hye gi masih menunggu semua penjelasan dari leeteuk.
“sebenarnya ayahku adalah seorang pengusaha terkaya ketiga di korea selatan” leeteuk memulai pembicaraan. Hye gi tersedak mendengar hal itu.
“kau tidak papa..” tanya leeteuk sambil mengusap punggung hye gi.
“ne..aku hanya sedikit terkejut..” jawab hye gi.
Leeteuk tersenyum. “pantas saja kalau kau terkejut..bahkan hanya segelintir orang di kampus ini yang tahu akan hal itu..” leeteuk melanjutkan ceritanya.
“dari kecil aku dibiasakan hidup dengan kemewahan..kemanapun aku pergi aku selalu diikuti oleh orang-orang suruhan ayahku..oleh sebab itulah teman-temanku sekolah dulu sangat segan untuk berteman denganku….sampai sewaktu memasuki masa SMA aku meyakinkan diriku untuk lepas dari semua fasilitas yang diberikan oleh ayahku..” jelas leeteuk.
Hye gi menyimak dengan baik. “maksudmu lepas oppa??” tanya hye gi.
“yaah..aku meninggalkan rumah dan membeli rumah yang sekarang kutempati dengan uang tabunganku…dan setelah itu..aku memulai untuk bekerja layaknya orang normal lainnya..” terang leeteuk.
“hmm..aku mengerti..” jawab hye gi dengan senyum. “kau ingin menjadi orang sukses dengan usahamu sendiri..iya kan oppa..” hye gi berucap dengan penuh semangat.
“yaapz..dan kau hampir membuat seantereo kampus tau akan jati diriku..”
“hehee…mianhae oppa..aku tidak tahu bahwa hanya dengan menyebut nama lengkapmu membuat orang banyak menjadi sangat ribut seperti tadi.” Hye gi tertawa kecil.
“ne gwenchana..setidaknya..sekarang kau sudah tau..dan jangan kau ulangi hal itu lagi..karna itu akan membuat hidupku kembali seperti dulu..” terang leeteuk.
“Ne..^_^”

* * *

#2hari kemudian.
Hye gi tengah memandangi taman sekolah. Taman yang sangat indah..benar benar indah benak hye gi. Ia terus maju sampai tepat dibawah koridor lantai dua.
“awaaaas..” braak..hye gi terjatuh setelah didorong oleh seseorang yang ternyata adalah leeteuk. Dan ternyata tadi ada sebuah pot bunga besar jatuh dari lantai atas gedung kampus. Hye gi sangat shock melihat hal itu.
“kau tak apa..??” tanya leeteuk sambil menjulurkan tangannya untuk membantu hye gi.
“ne..gwencha..aaah..” hye gi menjerit saat ia ingin menegakkan kaki kanannya.
“ada apa..apakah keseleo..” tanya leeteuk cemas. “apakah perlu kubawa ke dokter?”
“owh..anio oppa..tidak perlu..” hye gi berucap “apakah kau mau mengantarku kembali ke rumah..sepertinya aku butuh istirahat..”
Leeteuk pun mengantar hye gi untuk kembali ke rumahnya.

*dirumah Hye gi
Leeteuk membopong hye gi untuk duduk di kursi ruang tamu.
Leeteuk pun segera kedapur untuk mengambil air minum dan obat gosok.
“minumlah dulu..” leeteuk memberikan satu cangkir minuman kepada Hye gi. Leeteuk pun membuka sepatu yang dipakai hye gi.
“aah..tidak perlu oppa..biar aku saja yang mengurusnya..” hye gi mencoba menolak saat leeteuk ingin memijat kakinya.
“sudahlah..lagipula kalau kakimu tidak cepat sembuh tidak ada siapa-siapa yang akan membantumu dirumah..” tegas leeteuk. Hye hanya diam mendengar ucapan leeteuk. Ia pun hanya menurut saat leeteuk menyuruhnya untuk meluruskan kakinya.

“hmm..selesai..” ucap leeteuk seusai memijat kaki hye gi. “apakah sudah mendingan??”
Hye gi mencoba menggerakkan kakinya. “ne..sangat baik sekarang..” jawab hye gi.

Hye gi pun memulai hari-harinya bersama leeteuk. Selama donghae tidak ada dirumahpun ia sering ke rumah walau hanya untuk sekedar menemani hye gi makan. Hye gi merasa aman saat berada di dekat leeteuk.

* * *

#seminggu kemudian
Tok tok..
Suara pintu terdengar. Hye gi dan Hana yang tengah menonton televisi di ruang tengah pun melengah.
“aku akan membukanya..” ucap hye gi.

“leeteuk oppa..” hye gi tersenyum saat melihat leeteuk berdiri di depan pintu. “ada apa malam malam ke sini..”
“akuu..hanya ingin mengajakmu pergi..” jawab leeteuk. “apa kau sedang tidak repot..”
“owh..tidak..tentu saja tidak..hanya sajaaa..” kata-kata hye gi terhenti sambil menunjuk ke arah ruang tengah.
“kau sedang ada tamu..?”
“ne..ada hana..dia akan menginap disini malam ini..”
“owh..kalau begitu bolehkah aku bertemu dengannya..” tanya leeteuk.
“tentu..”
Leeteuk pun berjalan menuju ke arah hana, entah apa yang mereka bicarakan. Tapi setelah leeteuk kembali ke arah hye gi ia segera menarik tangan hye gi.
“mwo..oppa..kenapa kau menarikku..” ucap hye gi sedikit berteriak.
“ayoolah..temanmu yang manis itu sudah menijinkanku untuk mengajakmu pergi..”
“mwoo??” hye gi tercengang mendengar ucapan leeteuk. Hana yang biasanya sangat tidak suka ditinggal sendiri tiba-tiba saja mau menerima permintaan leeteuk yang baru saja dikenalnya.
~ ~ ~

Mereka tiba di taman kota. Sekerjap saja perasaan hye gi menjadi sangat gelisah. Ia kembali ingat dengan segala kenangannya bersama seungri. Wajah hye gi langsung berubah menjadi murung. Leeteuk terus saja melangkah maju tanpa memperhatikan perilaku hye gi. Semakin memasuki taman itu, hati hye gi semakin sakit. Hatinya seolah-olah kembali berteriak seperti saat ia mengetahui seungri akan pergi.
“yaapz..silahkan duduk..” ucap leeteuk.
Hye gi semakin tercengang. Betapa tidak, kursi yang dipersilahkan oleh leeteuk adalah kursi yang biasa di duduki hye gi bersama seungri. Hye gi hanya diam tanpa mendengarkan suara leeteuk.
Leeteuk pun kaget melihat ekspresi hye gi.
“Hye gi..?? ada apa..??” tanya leeteuk pelan.
Tanpa terasa, air mata hye gi kembali keluar. Dadanya benar-benar terasa sesak.
“hye gi..apa yang terjadi denganmu..?? apa aku telah melakukan kesalahan..” leeteuk menjadi sangat cemas.
Hye gi menghapus air matanya. “anio oppa..bukan apa-apa..aku hanya merindukan hae oppa..” jawab hye gi tegar.
“kau yakin..”
“ne..” hye gi mengangguk.
“baiklah..kalau begitu..kita pergi saja dari sini..sepertinya tempat ini sedikit aneh..” ajak leeteuk dan langsung menarik tangan hye gi.
~ ~ ~

Leeteuk memberhentikan mobilnya di sebuah bangunan besar berwarna keabu-abuan. Bangunan yang lebih tepatnya disebut sebagai kantor. Hye gi terlihat sangat bingung.
“ini gedung apa oppa..??” hye gi mencoba bertanya.
“kau akan segera mengetahuinya..” jawab leeteuk ramah.
Leeteuk pun mengajak hye gi untuk masuk ke gedung tersebut. Dan alangkah terkejutnya hye gi tatkala ia melihat para pegawai kantor itu berbaris rapi sejurus dengan pintu tempat hye gi dan leeteuk masuk.
“selamat malam tuan muda..” ucap salah seorang dari para pegawai itu yang diikuti oleh pegawai lainnya.
Tiba-tiba saja dua orang pegawai wanita yang berada di samping hye gi menariknya. Hye gi sedikit melawan dan menatap ke arah leeteuk. Namun leeteuk hanya menjawab rontaan hye gi dengan sedikit senyum.
~ ~ ~

Leeteuk berdiri di balkon teratas kantor itu. Ia menatap ke arah hamparan hiruk pikuk malam kota seoul.
“tuan muda..” ucap salah seorang pegawai.
Leeteuk membalik badannya. Dan segera melihat hye gi yang benar-benar nampak cantik. Ya, para pegawai yang menarik hye gi adalah orang suruhan dari leeteuk yang disuruh untuk mendandani hye gi.
Dan nyatanya hye gi benar-benar nampak cantik. Dengan gaun berwarna biru selutut. Rambut setengah tergerai, make up sederhana yang sangat pas dengan wajahnya.

Leeteuk tersenyum melihat hye gi.
“kau nampak benar-benar cantik..” senyum leeteuk.
Hye gi masih tercengan dengan semua hal yang baru saja dilaluinya.
“hey..kenapa kau masih bengong..” tanya leeteuk.
“owh..” hye gi tersadar. “tidak papa..hanya saja ini semua..”
“hmm..bukankah aku sudah bercerita denganmu tentang status keluargaku bukan..??” ucap leeteuk lagi dengan gaya seorang tuan muda yang khas.
Hye gi masih diam. Dia tetap berdiri tegak menatap leeteuk yang berdiri dihadapannya.
Leeteuk pun menghampiri hye gi. “hey..hye gi..kau masih sadar..” leeteuk melambai lambaikan tangannya di wajah hye gi.
“owh…anio oppa..aku hanya takjub dengan semua ini..”
Leteuk tertawa kecil. “kau benar-benar lucu hye gi”.
Hye gi pun tertawa kecil. “kau hebat oppa..” ucap hye gi takjub.
Leeteuk memegangi tangan hye gi dan menariknya ke sebuah meja yang berada tepat diujung balkon itu. Diatas meja sudah tertata rapi banyak makanan dan minuman khas korea. Dengan bangku di masing-masing ujung meja. Hye gi kembali tersenyum melihat hal ini. Leeteuk oppa benar-benar orang yang susah untuk ditebak batin hye gi.
Mereka berdua pun memulai menyantap makanan-makanan yang tersedia di atas meja.
Hanya suara piring dan sendok yang tengah beradu terdengar diantara mereka.
“Kau memang sangat hebat oppa..” hye gi sekali lagi memuji leeteuk.
“hebat..sehebat itukah aku..” leeteuk tersenyum kecil.
“yah..kau sangat hebat..kau seorang anak orang kaya yang bisa hidup tanpa kekayaan..kau orang yang sangat sulit ditebak..kau memiliki pendirian yang kuat..dan jugaa kaau..”
“Hye gi..” sela leeteuk. Hye gi segera berhenti berbicara dan menatap ke arah leeteuk.
“apakah aku terlalu banyak bicara oppa..” ucap hye menyesal.
“oh..tidak..tentu saja tidak…hanya saja..aku mengajakmu kesini untuk mengatakan satu hal..” leeteuk terdiam.
“mengatakan apa oppa..” tanya hye gi gugup.
“bahwa aku menyayangimu..” ucap leeteuk dengan tegas.
Hye gi terperanjat, pikirannya tiba-tiba saja kosong. Segala hal yang dipikirkannya sebelumnya tiba-tiba saja hilang.
“m..m..mw..mwo..??” hyegi menjawab dengan terbata-bata.
“yah..aku menyayangimu..aku mencintaimu..sangat..”
Dada hye gi menjadi sesak. Bahkan detak jantungnya pun serasa terdengar oleh telinganya sendiri. Tubuhnya terasa beku tak dapat bergerak. Dan semakin gugup tatkala leeteuk menghampirinya. Leeteuk memgangi tangan hye gi.
“katakan kalau kau menyayangiku hye gi..” ucap leeteuk dengan tatapan dalam ke mata hye gi. Hye gi hanya diam.
Leeteuk terus menatapnya dalam. Dan tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya ke arah hye gi. Dan kemudian mengecup bibir hye gi dengan lembut.
Hye gi kaget dengan yang baru saja dilakukan leeteuk. Segera hye gi melepaskan genggaman tangan leeteuk dan mendorongnya.
Dengan cepat hye gi berlari dari tempat itu. Hye gi menangis. Ya, ia menangis. Ia merasa sudah sangat bodoh diam saat leeteuk menciumnya.
Semua mata melihat ke arah hye gi. Bahkan para pegawai yang tadi mendandaninya melihat dengan sangat bingung ke arah hye gi.
* * *

Dengan cepat hye gi membuka pintu rumahnya. Bergegas ia berlari ke kamarnya. Hana yang masih duduk di depan televisi kaget menyaksikan hal itu. Dan segera menyusul hye gi. Namun hye gi segera menutup pintu kamarnya.
“Hye gi..ada apa denganmu..??” teriak hana dari depan pintu kamar hye gi.
Namun hana tidak menerima jawaban sedikitpun. Hana semakin cemas. Dia pun segera mengambil inisiatif untuk menelpon donghae.
“yoebuseyo..donghae oppa.. ini aku hana..oh..chiyoko tidak datang malam ini..sepertinya sesuatu telah terjadi dengan hye gi oppa..” nada hana dengan sangat cemas. “entahlah..tadi dia pergi dengan leeteuk oppa dan saat ia kembali ia dalam keadaan menangis dan langsung mengurung dirinya di kamar…” “sudah oppa..namun ia tidak menjawab ku..” .. “hmm..baiklah..maaf telah mengganggumu oppa..”
Hana menutup kembali telponnya.

Loves Hye Gi part 7

#esok hari
_taman Universitas_
Hye gi tengah duduk di salah satu bangku di taman kampusnya. Dia benar-benar menikmati kuliah disini. Belum lagi ketiga sahabatnya, chiyoko, hana dan minji juga berkuliah disini. Sayangnya mereka bertiga mengambil fakultas berbeda dari Hye gi. Sehingga intensitas pertemuan mereka pun juga agak sedikit berkurang.
“Kau hye gi??” tanya seseorang yang tiba-tiba saja berada di hadapan Hye gi.
“ne..” Hye gi mencoba mendongakkan kepalanya. Dan saat dilihatnya, seseorang itu Hye gi sempat menyipitkan matanya, mencoba mengingat siapa orang itu. Hye gi merasa pernah bertemu. Sampai akhirnya dia benar-benar ingat dengan orang itu. Iya, dia adalah Siwon, anggota dari gank Starking di SMA Param dulu. Entah berapa lama Hye gi tidak melihat orang ini. Siwon benar-benar berubah, dia terlihat sangat rapi dan tampan. Seulas senyum yang ditujukanya ke Hye gi benar-benar terlihat tulus.
“kau??” tunjuk Hye gi dengan masih belum yakin.
“kau lupa padaku..” jawab Siwon. “aku siwon..kakak kelasmu dulu di SMA..kau ingat..?” siwon bertanya.
“ani..kau benar-benar siwon..kau kuliah disini??”tanya Hye gi dengan masih bingung.
“ya..aku kuliah disini..kenapa?? ada yang aneh..” jawab siwon.
“oh..tidak..tidak papa..hanya saja kupikir…” kata-kata Hye gi terputus.
“kau pikir aku akan kuliah keluar negeri,,seperti yang dilakukan oleh teman-temanku yang lain..begitu..” sambung siwon.
Hye gi hanya menelan ludah. Masih terdiam. Serasa tidak percaya, orang seperti siwon mau kuliah di tempat seperti ini. Tidak mengikuti jejak teman-teman lainnya yang lebih memilih kuliah di luar negri, yang lebih mengutamakan gengsi mereka.
“Heey..” ucap siwon sedikit keras menyadarkan hye gi.
Hye gi tersentak kaget. “ne ne oppa..mian aku melamun..” hye gi menjawab dengan sedikit senyum.
“boleh aku duduk di sini” tanya siwon.
“oh..tentu saja.” Jawab hye gi dengan pikiran masih mengambang. Siwon pun duduk di bangku itu. Sebentar dia menarik napas panjang dan mencoba merengangkan tempat duduk nya. Sedangkan Hye gi memulai membaca buku yang baru saja diambilnya dari tas nya. Mereka benar-benar tidak saling bicara saat itu, sampai akhirnya handphone hye gi berbunyi. Terlihat gadis itu mengambil dan membuka handphonenya.

“Mwo.?? Sekarang kah??” siwon berpaling ke arah Hye gi saat nada suara hye gi meninggi. “oh..iya..tentu saja oppa..jemputlah aku nanti..daah..” hye gi kembali menutup handphone nya.

“ada apa?? Ada sesuatu yang penting terjadi??” siwon bertanya dengan penasaran.
“owh..tidak oppa..hanya ingin bertemu..tapi tidak sekarang kok..” hye gi tersenyum.
“oow..aku mengerti..”
Hye gi mengernyitkan dahi saat mendengar jawaban siwon, mengerti apa maksudnya ucap hye gi dalam hati dengan bingung.
“baiklah hye gi..sepertinya aku harus masuk kelas sekarang..senang bertemu denganmu” siwon mengucap salam pada hye gi.
“ne..daah oppa..”


#sore hari ditaman kota

Hye gi duduk tepat di tempat dimana ia biasa duduk berdua dengan seungri. Saat itu pula ia kembali ingat akan masa-masa nya dulu. Saat dia masih bersama-sama dengan seungri. Kembali diingatnya saat mereka bercanda, saat seungri membelikannya ice cream, saat seungri menjemputnya di sekolah. Hingga akhirnya hye gi kembali ingat hari dimana dia terakhir bertemu seungri. Pada malam sebelumnya dia menangis semalaman, yang ada dipikirannya saat itu hanyalah seungri. Dan pada pagi harinya, ia yang harus dipaksa keluar kamar oleh donghae, dipaksa berganti baju dan pergi kebandara. Dan sampai saat seungri mencium keningnya dan memberikan seulas senyum sebelum dia benar-benar meninggalkan hye gi.
Tanpa sadar air mata hye gi mengalir dengan sendirinya. Dia menangis tersedu-sedu disana. Ia berusaha menutupi tangisnya dari orang di sekitar taman dengan menundukkan kepalanya. Air matanya benar-benar tak tebendungkan, terus mengalir membuat wajahnya lembab.
Tiba-tiba saja tangan seseorang dengan ice cream membayangi wajah hye gi. Hye gi mengangkat kepalanya, memastikan siapa yang membawakan ice cream itu untuknya.
“yesung oppa..” hye gi mencoba melap air mata di pipinya.
Yesung hanya tersenyum melihat itu. “ini..ice cream untukmu..tenangkan dirimu..” yesung menyodorkan ice cream yang dibawanya.
“gomawo oppa” hye gi menyambut.
“apa yang mengganggumu..apakah ada semut yang menggigit mu disini??” yesung mengajak hye gi bercanda.
Hye gi tertawa kecil. “tentu saja tidaklah..mungkin hanya oppa yang menangis saat di gigit semut” hye gi menimpali.


* * *

#di rumah Hye Gi
Hye gi membuka situs Messenger nya. Berharap seungri siap untuk mendengarkan curhatan kekangenannya pada seungri. Satu jam, 2 jam dan akhirnya sudah lima jam hye gi menunggu kemunculan seungri. Namun seungri tak kunjung menaktifkan akun messenger nya. Sampai akhirnya hye gi tertidur di depan komputernya.


#2 Minggu kemudian

Sampai hari ini seungri belum juga ada mengaktifkan akun messengernya. Hye gi selalu terlihat melamun di kelasnya. Dia selalu memikirkan seungri, sekali kali dia menengok ke arah handphonenya. Berharap akun messenger yang terus diaktifkannya akan disapa oleh seungri. Saat kelas usai pun dia terus mencoba mengirim sms dan menelpon seungri. Namun, tidak ada tanggapan sedikitpun. Wajahnya terus terlihat cemas dan gugup.

Ditengah-tengah kecemasannya itu, tiba-tiba donghae muncul dihadapannya.
“hai adikku..” donghae melewati hye gi. Tapi saat ia melihat wajah hye gi yang murung, ia pun kembali ke tempat diman hye gi duduk.
“oppa..” hye gi menyapa donghae dengan murung.
“hey..ada apa denganmu..” donghae bertanya. “kenapa wajahmu sangat murung seperti itu?”
Hye gi menundukan wajah. “bukan apa apa oppa..hanya saja seungri tidak mengaktifkan akun messenger nya beberapa minggu ini..aku mengkhawatirkannya..”
Dongahae sediki tersentak mendengar kata-kata hye gi. Dia merangkul adiknya itu. “mungkin dia hanya sedang sibuk..bersabarlah..mungkin saja jadwal kuliahnya sedang padat” ucap donghae menenangkan.
“entahlah” jawab hye gi masih dengan nada murung.

#sepulang sekolah
Yesung sudah menunggu di depan kampus hye gi. Dari dalam mobil ia melihat hye gi berjalan ke arahnya dengan murung. Dalam hati yesung bertanya-tanya apa yang terjadi dengan gadis itu.
Hye gi pun akhirnya memasuki mobil yesung. Sepintas yesung terus memandang wajah gadis itu. Dia memulai menjalankan mobil itu. Yesung memutar lagu rock metal yang sangat dibenci hye gi. Namun kali ini hye gi hanya diam, tidak berusaha mematikan tape mobil itu. Yesung menjadi semakin bingung.
“hey..hye gi..apa yang terjadi pada mu..” yesung bertanya. Dia sangat bingung dengan perubahan sikap hye gi yang drastis setelah dia datang dari luar negri.
Ya..dua minggu yang lalu yesung pamit kepada hye gi untuk ke luar negri untuk beberapa waktu.
“tak apa oppa..aku hanya sedikit cemas..” jawab hye gi.
“cemas terhadap apa?” tanya yesung lagi.
“seungri” jawab hye gi singkat. “dia tidak mengaktifkan akun massengernya beberapa waktu ini..bahkan sms dan telponku tidak ada tanggapan sama sekali oppa” wajah hye gi terlihat sangat kecewa. Yesung hanya diam mendengar jawaban hye gi.
Sepanjang perjalanan hye gi hanya diam. Hye gi yang biasanya ceria dan terus menceritakan hari-harinya di sekolah hari ini menjadi hye gi yang murung. Yesung hanya diam melihat hal itu.

#2 bulan berikutnya.
Hye gi duduk di teras rumahnya sambil membaca sebuah buku. Walaupun arah matanya terlihat seperti seorang yang sedang membaca, tetapi pikiran Hye gi terus saja melayang ke semua hal mengenai seungri, ia terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang menyebabkan seungri tidak menghubunginya lagi. Dia tidak pernah mematikan hape maupun akun messenger nya. Berharap seungri akan menyapanya. Bahkan saat batrai hapenya low, hye gi akan segera mencari charger hapenya dan segera mengisi baterai hapenya. Harapan yang terus digantungkannya atas seungri. Orang yang sangat dicintainya.

Tiit tiit~
Terdengar suara klakson mobil dari arah depan rumah. Hye gi menengok ke arah mobil itu. Terlihat seseorang dengan mobil berwarna silver dengan kaca hitam. Hye gi menyipitkan matanya, bertanya dalam hati siapa orang itu.
Pintu mobil itu pun terbuka, terlihat seorang lelaki menggunakan tshirt berwarna putih dengan jaket hitam serta jeans hitam panjang.
“teukie oppa” ucap hye gi.
Pria itu berjalan ke arah hye gi. “hay hye gi..bagaimana kabarmu..baik saja kah..” ucap leeteuk ramah.
Hye gi hanya menjawab dengan tersenyum simpul.
“apakah donghae ada di rumah?” tanya leeteuk
“hmm..sepertinya dia barusan saja pergi oppa..katanya dia akan kembali nanti malam..” jawab hye gi.
“huuft..anak itu..pasti dia lupa dengan janjinya padaku lagi” kritik leeteuk.
Hye gi memiringkan kepalanya “janji apa oppa?” tanyanya.
“dia berjanji akan menemaniku ke toko buku sore ini..dan sebagai imbalannya aku akan membelikannya sebuah buku..” terang leeteuk. “hmm..sepertinya aku akan menunggunya hye gi..apakah tidak papa??” tanya leeteuk lagi.
“ne..tentu saja oppa” jawab hye gi singkat.
Hye gi mulai membuka buku ditangannya lagi. Leeteuk pun duduk di samping Hye gi. Sepintas leeteuk melihat ke arah wajah Hye gi. Ia yakin hye gi tidak benar-benar konsentrasi dengan bacaannya. Leeteuk hanya diam melihat hal itu. Mungkin saja hye gi sedang ada masalah dengan kuliahnya, batin leeteuk.

Hari sudah semakin gelap. Hye gi dan leeteuk masih duduk dengan raungan batin masing-masing. Ya, mereka berdua tidak saling bicara sedikitpun.
“Hye gi..” leeteuk memulai pembicaraan.
“ne oppa..” jawab hye gi.
“bukankah kau tidak benar-benar membaca buku itu..kau hanya memandanginya..bahkan satu halamanpun belum kau ubah..” leeteuk menanyakan. “ada apa denganmu..apa kau sedang ada masalah..” tenya leeteuk tegas.
Hye gi menatap leeteuk dengan wajah parau. Sejenak ia terdiam dan tiba-tiba saja ia menangis.
“hye gi..kau kenapa??” leeteuk kaget melihat hye gi menangis. “apakah ada yang salah dengan ucapanku tadi..maafkan aku ..” leeteuk gelagapan.
“anio oppa..hanya saja..aku merindukannya..sangat merindukannya..” jawab hye gi masih dengan isak tangisnya.
“seungri ??” tanya leeteuk lagi.
Hye gi menjawab dengan sebuah anggukan kecil.
Leeteuk hanya diam melihat jawaban hye gi. Sejenak ia terdiam. Dan tiba-tiba saja langsung menarik tangan hye gi untuk masuk ke mobilnya dan ia langsung menjalankan mobilnya.
“kita mau kemana oppa??” tanya hye gi.
“ke tempat dimana kau bisa tenang..” jawab leeteuk.
Hye gi hanya diam.
Selang beberapa waktu, mereka sampai di sebuah toko ice cream.
Hye gi dan leeteuk pun turun dari mobil itu. Hye gi masih bingung dengan semuanya. Kenapa tiba-tiba dia mengajakku ke toko ice cream benak hye gi.
“ayoo..” leeteuk menarik tangan hye gi dan mengajakanya masuk ke dalam toko ice cream itu. Hye gi tidak melawan sama sekali. Ia merasakan ketulusan perasaan leeteuk malam itu.
Mereka berduapun duduk di teras lantai dua toko ice cream tersebut. Tempat yang benar-benar indah. Dari tempat mereka duduk hye gi dapat melihat keramaian kecil dari masyarakat seoul di malam hari. Hye gi benar-benar takjub akan hal itu. Ia tersenyum melihat keindahan di tempat itu.
“kau menyukai tempat ini Hye gi..” tanya leeteuk.
“sangat oppa..”hye gi menjawab. “sangat indah”
Leeteuk tersenyum mendengar jawaban hye gi. Tidak lama setelah itu dua mangkuk besar ice cream rasa vanilla datang ke meja hye gi dan leeteuk. Hye gi kaget melihatnya, leeteuk tertawa kecil melihat ekspresi hye gi. Ia kemudian mengeluarkan hape dan tiba-tiba. Jpreeet~ suara kamera leeteuk berbunyi. *ada suara hape gitu*.
Hye gi memandang ke arah leeteuk dengan seketika.
Leeteuk tertawa terbahak bahak sambil melihat ke arah hape nya.
“kau harus melihat ekspresimu tadi hye gi..ahahaahaa” leeteuk tertawa lepas sambil menyodorkan hapenya ke hye gi.
“omona..oppaaaaa..” teriak hye gi ke leeteuk setelah melihat wajah konyolnya ketika melihat ice cream yang dibawa pelayan ke arahnya.
“hahahaaa…lucu bukan..” leeteuk masih tertawa.
“hahaa..” hye gi ikut tertawa bersama dengan leeteuk. Leeteuk benar-benar membuat perasaan hye gi semakin tenang saat ini. Mereka terus tertawa dan bercanda malam itu.

* * *

#esok pagi~
Hari ini donghae akan pergi keluar kota untuk melakukan paktek lapangan. Sedangkan eunhyuk harus keluar negri untuk bertemu dengan relasinya. Hye gi hanya bisa mengiyakan semua yang dilakukan oleh kedua kakaknya.
Lagipula, chiyoko sudah berjanji akan menginap sementara waktu selama donghae dan eunhyuk tidak ada di rumah.
“apakah kau tidak apa-apa aku tinggal hye gi..” tanya donghae ketika akan pergi.
“tentu oppa..chiyoko akan menginap disini..aku tidak akan kesepian..” jawab hye gi dengan senyum.
“baiklah..aku akan pergi kira-kira satu minggu..kau jaga dirimu baik-baik yah..” terang donghae sambil mengusap kepala hye gi. Hye gi mengangguk.

Tidak lama berselang setelah donghae pergi. Terdengar suara ketukan pintu. Hye gi yang sedang menggunakan sepatunya untuk berangkat kuliah pun segera membuka pintu.
“teukie..” suara hye gi.
Leeteuk tersenyum. “ne..tadi donghae menghubungiku untuk menyuruhku menjemputmu..katanya tidak ada yang mengantar jemputmu beberapa waktu ini..” terang leeteuk.
Hye gi terdiam. Ya, yesung memang sudah memberitahukan kepada hye gi bahwa beberapa waktu kedepan dia akan sangat sibuk di luar negri dan tidak bisa mengantar jemput hye gi. Tapi bagaimana donghae oppa bisa tau ucap hye gi dalam hati.

Loves Hye Gi part 6

“Kenapa dia tidak datang juga?” gerutu Hye gi di bangku tepat ditempat Seungri duduk tadi malam. Hari ini seungri mengajaknya bertemu di taman itu.
Senyum Hye gi mengembang kala dia ingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan seungri saat itu.
“Heey..apa yang kau lakukan..senyum2 sendiri..” suara seungri terdengar dari arah belakang bangku panjang itu.
Hye gi bergegas membalik tubuhnya. “oppa…bukan apa apa..apakah aku tidak boleh senyum..nggak kan..” Jawab Hye gi dengan wajah cemberutnya.
Seungri mengelus kepala Hye gi. “heey..ayolah..masa hanya karna aku berkata begitu,,wajahmu bisa merah tomat begitu” seungri tertawa melihat wajah Hye gi yang memerah karna malu.
“haah..merah,,” Hye gi memegangi pipinya. “nggak kok..oppa bo’ong aah..”
Seungri tertawa dengan lepasnya. Mereka pun memulai hari itu dengan makan kimchi di salah satu kedai dekat taman itu.
Mereka menghabisakan waktu satu hari itu hanya dengan tertawa dan bercanda. Sesekali Hye gi menjahili seungri dengan menghancurkan tatanan rambut seungri.
Dan sampai dengan sore hari, mereka kembali duduk di bangku tempat mereka bertemu di pagi hari tadi. Seperti kebiasaan Hye gi biasanya, dia minta belikan seungri Ice cream dan duduk di bangku itu.
“Hye gi..” seungri mulai bersuara.
Hye gi memalingkan wajah ke arah seungri. “Ne..wae??”
“ada satu hal penting yang harus ku katakan kepadamu” seungri menatap mata Hye gi dalam. “hal yang penting..hal yang sebenarnya aku tidak yakin apakah aku bisa mengatakannya atau tidak kepadamu”
Hye gi memiringkan kepalanya. Kemudian membalik arah tubuhnya ke arah seungri. Dia yakin hal yang ingin dikatakan oleh seungri bukan sesuatu yang tidak penting, karna mata seungri saat ini sedang memperliatkan mata seseorang yang tengah dilema dan bepikir keras untuk suatu rahasia.
“wae oppa..?? ada apa??” suara Hye gi lirih.
“aku harus pergi” jawab seungri yang diiringi tundukan kepalanya.
Hye gi terlihat bingung. “pergi?? Kemana?? Berapa lama??” pertanyaan bertubi-tubi diarahkan oleh Hye gi ke seungri.
“Amerika..untuk waktu yang lama” seungri mengangkat wajahnya dan kembali menatap Hye gi. “sungguh sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini semua..”
Hye gi terperanjat, pikirannya saat ini benar2 kosong. Hanya ada suara dari kalimat yang baru saja diucapkan oleh seungri. “untuk apa oppa??” tanya Hye gi dengan suara bergetar.
Seungri memegangi tangan Hye gi dengan erat. “aku disuruh untuk kuliah disana, ayahku sudah menunggu disana” jawab seungri untuk menenangkan Hye gi. “aku pasti akan kembali, aku berjanji..”
“ayah??” hye gi memiringkan kepalanya. “Pak Hankyung?”
“hmm..sepertinya aku memang harus memberitahumu akan hal ini” seungri memulai penjelasnya. “aku bukanlah anak Pak Han,,dan yesung bukanlah kakak kandungku..dia adalah anak dari Pak Han yang merupakan staf guru di sekolah milik ayahku..jadi kami sebenarnya tidak memiliki hubungan apapun sama sekali” seungri menjelaskan.
“lantaas” Hye gi masih bertanya dengan suara bergetarnya.
“begitulah..” jawab Seungri lagi. “dulunya yesung juga merupakan murid di SMA param,,dia memiliki prestasi yang menakjubkan,,namun, saat itu Pak Han tidak mempunyai dana untuk membiayai yesung untuk kuliah…sampai akhirnya ayahku berpikir untuk menyekolahkannya di Amerika..dan pada saat itu pula ayah, ibu dan 2 saudaraku pindah ke Amerika.”
“begitukah” Jawab Hye gi singkat.
“yah..begitulah..sejak saat itu..aku yang masih sekolah di sekolah menengah pertama ditinggal oleh keluargaku sendiri disini..setiap hari para pembantu bolak balik ke rumah untuk melayaniku..sampai aku memasuki usia sekolah menengah atas..aku meminta ayah untuk tidak lagi menyuruh pembantu ke rumah..dan setelah 5tahun..yesung hyung kembali ke korea untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit parah”

Hye gi hanya bisa diam mendengarkan semua penjelasan Seungri. Sekarang yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana dia melanjutkan hidupnya. Bagaimana ia menjalani hari-hari tanpa seungri, tanpa seorang kakak laki-laki yang begitu dicintainya. Siapa lagi pemberi semangat terbesar nantinya. Siapa lagi orang yang setiap hari membelikannya ice cream. Siapa ..siapa..siapa.. pertanyaan demi pertanyaan terus berputar di kepala Hye gi.

Tiba-tiba ia merasakan pipinya menjadi hangat, tanpa terasa air mata yang sedari tadi diusahakannya untuk tidak keluar mulai mengalir. Semakin deras dan semakin deras, dia merasakan dadanya semakin sesak, menahan suara tangisnya.
Tanpa diduga, tiba-tiba saja seungri memeluk Hye gi dengan eratnya.
“aku berjanji, aku akan pulang..aku pasti pulang..percayalah itu..aku akan kembali menjadi seungri oppa lagi..orang yang selalu ada untukmu..”
Tangis Hye gi semakin jadi, kini ia tidak lagi dapat menahan rasa sedihnya itu. Suara isak tangisnya terdengar jelas di telinga seungri, dia terus menangis. Sampai, tiba-tiba matanya terasa gelap dan tubuhnya pun melemah.

* * *

Perlahan mata Hye gi terbuka. Dadanya masih terasa sakit, mungkin dia menangis dengan sangat tadi. Tadi..? oh, tunggu dulu. Hye gi membuka matanya dan melihat matahari sudah bersinar. Tubuhnya enggan untuk diajak bekerja sama untuk bangkit dan membawanya keluar kamar.
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka, mata Hye gi pun tertuju pada sosok yang akan memasuki kamarnya.
“Hae oppa..” ucap Hye gi pelan.
Donghae tersenyum simpul, terlihat dia tengah membawa satu mangkok bubur dan segelas air putih. “sekarang kau makan yah..” ucap donghae dengan ramah.
“oppa..kenapa aku bisa disini..?” Hye gi masih sedikit kebingungan.
Donghae tersenyum kecil. “hmm..sepertinya kau benar-benar tidak tau apa yang terjadi padamu..” donghae memulai penjelasannya. “kemaren sore seungri datang mengantarkan kau..kau pingsan dan tidak sadar sampai pagi ini…sepertinya seungri telah memberitahukanya kepadamu yah..”
sejurus dengan kata-kata donghae pikiran Hye gi kembali melayang dengan yang terjadi sore kemarin. Bagai petir disiang hari yang cerah, begitu mengejutkan bagi Hye gi. Dia benar-benar terpukul dengan hal yang akan terjadi dalam waktu dekat.

Melihat wajah adiknya yang tiba-tiba berubah menjadi sedih donghae pun memulai pembicaraan lagi. “hmm..baiklah, sekarang waktunya kau makan..kau pasti lapar..karna tadi malam kau tidak makan apapun..” donghae tersenyum “mau ku suapi” ucap donghae ringan. Hye gi hanya memberikan anggukan kecil.
Ditengah acara makan pagi Hye gi di pagi itu. Hye gi bertanya kepada donghae. “ Hae oppa…jadi..? apakah kau mengetahui hal ini sebelumnya..”
Gerak tangan donghae yang tengah mengaduk bubur pun terhenti mendengar pertanyaan dari adiknya itu. “jadi apa??” tanya donghae pelan.
“jadi hae oppa sudah lama mengetahui hal ini??” tanya Hye gi lantang.
Donghae langsung terperanjat, dia terkejut akan pertanyaan yang di ajukan Hye gi kali ini, dia benar2 bingung harus menjawab dengan bahasa apa. Donghae pun menarik napas. “hmm..belum lama,,dan saat aku mengetahuinya aku sama terkejutnya sepertimu..pada saat itu yang ada dipikiranku hanya kau Hye gi..aku bingung bagaimana mengatakan hal ini padamu..” donghae mencoba membela dirinya.
Hye gi hanya tertunduk. Wajahnya yang masih pucat mencoba menaikkan sedikit otot pipinya agar bisa tersenyum kepada kakaknya itu. “ne oppa..aku percaya apapun yang hae oppa katakan..walau bagaimanapun..hae oppa tetap menjadi oppa terbaikku” hye gi tersenyum simpul.

* * *

#2 minggu kemudian

Dan akhirnya, hari yang benar2 ditakuti oleh seungri dan Hye gi pun tiba.
Hari ini, pada jam penerbangan pagi Seungri segera akan menaiki pesawat untuk segera meyusul keluarganya di Amerika. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, dan pesawat seungri akan berangkat tepat pada jam 07.00 ini. Namun derak langkah, harum ataupun bayangan Hye gi belum juga muncul. Seungri sangat resah akan hal ini. Berulang kali dia berusaha menelpon Hye gi, namun tidak ada jawaban sama sekali.
Yesung yang melihat keadaan seungri pun mencoba menghampirinya. “kau berharap dia datang bukan?” tanya yesung
“tentu hyung..dia yang paling ku harapkan untuk mengantarkan kepergianku.” Jawab seungri tegas.
“hmm..aku mengerti,,tapi pasti akan sulit juga untuk Hye gi melepaskan seseorang yang disayanginya secara langsung.” Yesung mencoba menenangkan.
“tapi hyung..” perkataan seungri terpotong tatkala dia melihat sosok yang ditunggu nya dari tadi berdiri tepat sejurus dihadapannya. Seungri segera berdiri “Hye gi..” suara seungri.
Gadis itu tetap diam mematung, dia terus menatap tajam ke arah seungri. Berharap sebuah kejaiban terjadi sehingga seungri tidak jadi pergi meninggalkannya. Wajahnya pagi itu tidak terlalu rapi, matanya terlihat bengkak karna menangis, dia hanya menggunakan sweater, syal dan celana pendek selutut.
Melihat hal itu hati seungri benar2 sakit. Bagaimana nantinya kalau aku pergi, sedangkan sekarang saja dia sudah begini ucap seungri dalam hati. Seungri mencoba menguatkan kakinya dan berjalan menuju Hye gi.

Hye gi terus menatap lurus kedepan. Dilihatnya seungri semakin mendekat dan akhirnya tepat dihadapannya. Matanya tetap menatap lurus ke wajah seungri, tubuhnya benar2 terasa lunglai, lidahnya terasa amat kelu kala itu sangat sulit untuk berkata.
Tiba2 saja tanpa disadarinya dadanya kembali sesak dan akhirnya mulai menangis. Seungri yang melihat hal ini lantas langsung memeluk gadis yang disayanginya itu.
“jangan takut, oppa pasti kembali, yakinlah” seungri berbisik kepada Hye gi.
“ne..” jawab Hye gi parau. “saranghaeyo oppa”
Seungri tersenyum, rasa gundahnya semakin berkurang kala Hye gi mengungkapkan bahwa dia mencintainya. Dipeluknya gadisnya itu erat. “oppa akan terus memperhatikanmu, dan kalau kau butuh tempat curhat oppa selalu stand by untukmu baik melalu telpon maupun internet”.
Hye gi mengangkat kepalanya menatap seungri. “lalu, bagaimana kalau aku ingin ice cream darimu oppa?” tanya Hye gi dengan suara yang terdengar mulai tegar.
Seungri tersenyum, melepas pelukkannya dan menarik Hye gi ke arah Yesung.
“hmm” Hye gi terlihat bingung.
“yaah..ini dia..yesung hyung lah yang akan menjadi penggantiku disini, dia akan mengantari mu ice cream setiap hari” seungri menjelaskan.
“yesung oppa??” Hye gi masih bingung. “membelikan aku ice cream..”
Seungri menggenggam tangan hye gi, mendekatkannya di dadanya dan menatap Hye gi tajam. “iyah,,dan nanti, setelah aku menyelesaikan kewajibanku disana, aku akan kembali untuk membelikan mu ice cream lagi” seungri tersenyum, yang kemudian dibalas senyum simpul Hye gi.
Dan hari itu, hari yang berat bagi Hye gi dan seungri. Tapi dengan keyakinan dari seungri, Hye gi pun semakin mengerti dan kuat untuk merelakan seungri.

Finally, suara panggilan penerbangan pun berbunyi. Saat itu pula seungri kembali memegangi tangan Hye gi erat. Secara perlahan dia mendaratkan sebuah ciuman ke kening Hye gi. Dan segera pergi meninggalkan Hye gi dengan seulas senyum yang indah.

* * *

#2tahun kemudian
Hari ini merupakan hari pertama Hye gi memulai kuliahnya. Yah, setelah dua tahun ia bersekolah di SMA Param, akhirnya dia lulus dengan predikat yang amat memuaskan. Dan saat ini, dia pun kuliah di Universitas bergengsi di Seoul.

_ruang tamu rumah Hye gi_
Hye gi terlihat sedang asik memakai sepatu baru yang dibelikan oleh eunhyuk atas keberhasilannya lulus dengan nilai tinggi. Dia terus tersenyum sambil menatap ke arah sepatu itu.
“hey ..Hye gi..ada apa denganmu..senyum2 begitu..kau sudah gila” celetuk donghae.
Hye gi mendongakkan kepalanya. “haiiis..gila?? apa maksudmu oppa..” Hye gi bangkit “kau mau ku jitak yah” kecam Hye gi sambil berpose seolah ingin menjitak Donghae.
Donghae segera berlari meninggalkan Hye gi dan keluar rumah.
“Hye gi..bergegaslah..ini yesung hyung sudah datang..” Donghae berteriak dari luar rumah.
“ne oppa..” Hye gi menyahut dan segera bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri yesung.

_luar rumah_
“oppa..” Hye gi memberikan senyum simpul. “sudah lama kah?.” Tanya Hye gi.
“ani..baru saja kok..” balas yesung. “ayolah bergegas..kau tidak ingin melewatkan moment hebat di awal kuliah mu kan..”
“yaa..”
Mereka berduapun segera pergi ke kampus Hye gi. Yah,, sekarang hubungan antara Hye gi dan Yesung sangat baik. Semenjak Seungri pergi, setiap hari yang menemani Hye gi adalah yesung. Setiap hari yesung mengantar jemput Hye gi. Walaupun sebenarnya hye gi sudah mencoba menyuruh yesung berhenti untuk mengantar jemputnya. Tetapi setiap kali Hye gi mengatakan hal itu yesung hanya menjawab. “ayolah Nona Hye gi,,aku adalah pengganti seungri..aku tidak ingin seungri kecewa karna aku tidak memperhatikanmu”. Dan kalimat itulah yang selalu membuat Hye gi termenung diam. Yah..sudah dua tahun berlalu setelah kepergian seungri, dan sangat banyak kejadian yang dilalui oleh Hye gi tanpa seungri. Setiap hari Hye gi mengirimkan email ke seungri, menceritakan segala hal yang terjadi padanya. Dan setiap hari pula seungri membalas email email itu. Kadang kala melakukan aktifitas berwebcam. Mereka saling bercanda, curhat dan sebagainya. Seungri yang selalu menceritakan bagaimana sekolah di Amerika, bagaimana ia merindukan kehidupan di seoul. Dan Hye gi yang sering mengeluh dengan semua tugas-tugasnya di sekolah. Setiap hari pula, disaat sore hari, yesung datang ke rumah Hye gi untuk mengantarkan satu corn ice cream yang biasa dibelikan seungri.
Hal itu benar-benar membuat hye gi senang. Dia tetap merasa bayangan seungri selalu ada untuk melindunginya.

* * *

_Kampus Hye gi_
Hye gi keluar dari mobil yang ditumpanginya bersama yesung. Dia memulai langkahnya, benar-benar universitas yang luas. Hal ini sama seperti disaat dia pertama kali menginjakkan kakinya di SMA Param.
Rasa gugup pun menghampiri Hye gi. Dia mulai memasuki pagar Universitas itu, mulai memasuki koridor-koridor gedung disana. Melihat banyak mahasiswa bercanda tawa dipinggir-pinggir koridor.

“Hye gi..” sapa seseorang yang tepat berada di belakang Hye gi.
Hye gi pun membalik badannya. Tepat dihadapannya saat itu dia melihat seseorang yang benar-benar tidak asing lagi baginya. Yah,,dia adalah Leeteuk, teman donghae di SMA Param dulu. “Teuk oppa..” sapa Hye gi dengan senyuman setelah yakin yang dilihatnya itu adalah leeteuk.
Leeteuk mengemangkan senyumnya. “waah..ini benar-benar kau Hye gi..” leeteuk sedikit memukul pundak Hye gi. “kau kuliah disini??..” tanya leeteuk.
“ne oppa..” jawab Hye gi. “oppa juga??” tanya Hye gi lagi.
“yah..aku kuliah disini..waah..kalau begini..setiap hari kita akan bertemu terus yah..” Leeteuk berucap lagi. Hye gi hanya tersenyum. “kalau begitu,,oppa pergi dulu yah..oppa ada kelas pagi ini..” leeteuk bergegas pergi meninggalkan Hye gi.